KORANBANTEN.COM – Usaha pembuatan bata merah di Kabupaten Lebak masih mampu bertahan walau dalam keadaan sulit sejak adanya bata ringan atau hebel yang diproduksi pabrik, terlebih dimasa Pandemi Covid 19 ini.
” Alhamdulilah walau sudah banyak yang pakai hebel dan ada Corona ini, kami masih bisa berproduksi dalam 2 minggu sekitar 16000 bata dalam sekali proses pembakaran,” kata Ramlan, salah seorang pemilik usaha bata merah yang ada di Ciseke kecamatan Rangkasbitung, saat dibincangi Koran Banten, Kamis (26/11/2020).
Menurut Bapak 3 anak yang mempunyai 6 karyawan ini, permintaan bata merah masih bertahan tidak mengalami penurunan maupun kenaikan jumlah permintaan karena sudah punya pelanggan tetap yakni pelansir dan toko bangunan.
“Untuk bahan baku masih cukup tersedia. Bahan baku tanah liat dicampur pasir sedikit lalu dicetak. Adapun untuk lama pembakaran sekitar 2 hari,” ujar pemilik usaha bata merah sejak tahun 1999.
Diungkapkanya pula, kelebihan dari bata merah yang dijual 600 rupiah perbata yang tidak dimiliki bata jenis lain adalah mampu meredam suhu dan suara lebih baik, sehingga masih banyak dipakai untuk bangunan rumah pribadi.(Max)