KORANBANTEN. COM-Kreatifitas Napi yang menjadi warga binaan Lapas kelas III Rangkas Bitung dalam menyulap kayu bekas atau kayu limbah menjadi Gitar akustik patut diacungi jempol karena dari sisi kualitas sudah tidak kalah dengan Gitar buatan pabrik yang diproduksi massal.
” Semua bahan kayu untuk pembuatan Gitar yang digunakan adalah kayu limbah atau kayu bekas dari berbagai jenis kayu, mulai dari kayu jati, mahoni hingga kayu sono keling,” ungkap Kalapas kelas III Rangkas Bitung, Budi Riswanto, kepada wartawan baru-baru ini.
Menurutnya keahlian para Napi tersebut awalnya didapat dari otodidak yang selanjutnya diberikan pendampingan dari pembuat Gitar yang sudah profesional untuk meningkatkan kualitas Gitar yang dibuat agar sesuai standar yang ada.
“Gitar ini sudah banyak peminat atau pembelinya. Pembelinya dari mulai petugas, keluarga Napi hingga masyarakat umum, bahkan Gitar yang masih dibuat ini sudah ada yang pesan semua. Adapun jenis Gitar yang dibuat macam-macam ada Gitar akustik standar, Baby Gitar dan Ukulele, yang biasanya satu unit diselesaikan dalam waktu satu minggu dengan peralatan sederhana namun hasilnya tidak kalah dari Gitar yang dijual dipasaran,” bebernya.
Pada kesempatan yang sama, Mumu, salahseorang Napi kreatif yang terlibat dalam pembuatan Gitar tersebut mengaku bahwa keahlianya itu diperoleh secara otodidak dan sudah diajarkan kepada 5 Napi yang lain untuk regenerasi keahliannya bila dirinya kelak menghirup udara bebas.
“Gitar Gitar ini dijual dengan harga antara 300 ribu sampai 800 ribu Rupiah, tergantung bahan kayu dan kerumitannya. Kegiatan membuat Gitar ini sangat bermanfaat bagi saya untuk mengisi waktu luang saya daripada hanya tidur tiduran di kamar saja,” kata Mumu.(Max)