Ada Teureuh, Dibalik JB 2 Periode, Iti Octavia 2 Periode, Lalu ?

Oleh : Achmad Syarif
Owner Top Group Media

Kabupaten Lebak pernah dipimpin oleh H. Mulyadi Jayabaya atau Haji Bayi atau JB. Melalui sebuah proses politik JB terpilih menjadi Bupati Lebak selama 2 periode.

Bacaan Lainnya

Apa ada trah atau teureuh (bahasa Sunda-red) dia bisa jadi orang nomor 1 di Lebak ? Kalau dalam falsafah Jawa disebut bibit, bebet, bobot ? Apa ada ?

Dari berbagai informasi tentu ada dan bisa diketahui, dari berbagai sumber, kakeknya JB yang bernama Abah Jago tidak pernah jadi Bupati. Abah Jago adalah tokoh Banten yang pada era Soekarno punya punya peran mengomandoi pembangun jembatan yang kemudian dikenal menjadi jembatan Jago di Jakarta.

Generasi ini berlanjut, salah satu putra Abah Jago, yaitu Abah Datuk, meniti karir menjadi jaro atau Kepala Desa di Prabugantungan, Kec. Cileles.

Dimasanya, Abah Datuk yang merupakan kades kharismatik dan berpengaruh di masanya. Tak hanya berpengaruh di Cileles, tapi juga berpengaruh di wilayah eks Kewedanaan Parung Kujang.

Dari darah pengusaha sang Kakek, dan ketokohan bapaknya inilah, cikal bakal terbentuklah tokoh pengusaha dan politik bernama H. Mulyadi Jayabaya. Ini adalah trah atau teureuh.

Apa trah ?
Sosok leluhurnya yang pengusaha dan juga politisi, sekaligus tokoh kharismatik juga menjadi motivasi bagi sosok Mulyadi Jayabaya, untuk juga terjun pada hal yang pernah dilakoni kakek dan Ayahnya, bahkan dengan capaian jenjang yang melampaui pendahulunya.

Capaiannya, Jayabaya tidak sekedar menjadi kades, tapi bisa menjadi bupati, dan tidak hanya 1 periode, bisa 2 periode. Sebelumnya menjadi Bupati, JB merangkai karirnya menjadi pengusaha, ya seperti yang dilakukan kakeknya. Inilah trah,. buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya. Like son, like father.

Dari pengusaha sukses ini, nama JB bahkan kini masuk ke kancah pergaulan pengusaha Nasional dengan menempati posisi pengurus Kadin Pusat. Sebuah capaian yang bagus dalam kiprahnya sebagai saudagar.

Posisi pengurus Kadin Pusat, sebagai wadah asosiasi pengusaha, tentu saja sudah bukan lagi pergaulan pengusaha Nasional, bahkan sudah akses berkenalan dengan pengusaha lintas negara.

Kalau bicara kiprah politik Jayabaya di Lebak, tak lepas dari populernya nama Jayabaya di Kabupaten Lebak kala awal terjun menuju ajang Pemilihan Bupati yang dilakukan oleh DPRD Lebak pada tahun 2003.

Jaringan pertemanan dan relasi Jayabaya sebagai pengusaha, membawanya menjadi Bupati Lebak., kendati hanya selisih satu suara dengan Bupati Petahana kala itu.

Di era demokrasi langsung, dukungan pada praktek politik praktis, pemilih akan memulai menentukan karena popularitas orang yang menjadi calon.

Popularitas terbangun karena aktifitas, loyalitas, mobilitas dan sosialisasi. Muaranya nanti popularitas akan mengerucut menjadi ketertarikan dan menghasilkan keputusan untuk memilih dalam sebuah hajat demorasi berdasarkan konstitusi.

Rangkaian panjang ini membutuhkan proses dan kerja politik. Jadi, siapapun dia, yang memiliki popularitas itu hasil sebuah proses.

Kenapa dulu Jayabaya bisa jadi bisa 2 periode menjadi Bupati Lebak ? Karena dia bisa membangun popularitas dan ketertarikan untuk disukai, sehingga dipilih. Ini melalui sebuah proses panjang.

Kenapa anaknya, Iti Octavia Jayabaya juga bisa jadi Bupati Lebak 2 periode, sama dengan Ayahandanya. Karena dia bisa membangun popularitas dan ketertarikan untuk disukai, sehingga dipilih. Ini melalui sebuah proses panjang.

Soal ada yang tidak suka, ya tentu tidak bisa membuat 100 persen warga Lebak suka. Tapi secara de facto dan de joure, mereka disukai rakyat sehingga dipilih.

Kenapa ? Karena masih lebih banyak yang suka daripada yang tidak. Buktinya, ya karena dipilih melalui sebuah ajang demokrasi yang namanya Pilkada.

Kembali ke judul di atas, dengan ada trah atau teureuh, maka generasi penerusnya akan termotivasi untuk mendapatkan capaian lebih dari pendahulunya, mungkin jadi Bupati, Gubernur, Menteri atau presiden sekalipun. Karena garis hidup sudah tertulis dalam kontrak sebelum kita terlahir.

Apa yang tidak punya trah atau teureuh tidak berpeluang ? Ya bisa berpeluang juga, hanya motivasi itu tidak terbangun sejak dini. Ketika ada trah, ibaratnya, sudah ada darah bakat yang mengalir dari pendahulunya, ditambah motivasi dan tentu saja pengkaderan dari senior kepada juniornya. (*)

Salam santuy…..

Pos terkait