koranbanten.com – Berkurangnya pengetahuan dan rasa bangga atas nilai budaya daerah tentu sangat memprihatinkan. Banyak aset budaya daerah yang dulu menjadi kebanggaan, kini mulai luntur digeser oleh sejumlah budaya luar yang belum tentu sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat. Kepedulian banyak pihak tentu sangat diharapkan untuk melestarikannya.
Kepala Kordinator Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Cisata, Ramat mengungkapkan Khasanah budaya suatu daerah belum menjadi perhatian serius oleh banyak pihak, baik itu oleh pemerintah daerah maupun masyarakat itu sendiri.
Sekolah bisa menjadi salah satu wadah untuk dijadikan media dalam melestarikan budaya. Karena di sekolah dapat memberikan ruang bagi usaha pelestarian budaya itu. Apalagi sekolah memang diarahkan untuk memberikan sebuah nilai lebih dari sekedar pendidikan formal, “kata Rahmat di ruang kerjanya, Selasa (5/11)
Ia menjelaskan secara kelembagaan, pemerintah terus mengakomodir pelestarian itu dengan sejumlah program yang diintegarasikan ke dalam kegiatan sekolah. Hanya untuk saat ini kita masih terbentur dengan siapa harus belajar tentang budaya dan seni yang menjadi ciri khas daerah sendiri.
“Bahasa Daerah yang paling sering dipergunakan sehari-hari menjadi contoh lain, kini banyak anak-anak yang tak telalu paham dengan penggunaan bahasa daerah yang sebenarnya. Padahal bahasa itu merupakan suatu media percakapan keseharian di rumah maupun lingkungan sekitar. Bahasa yang digunakan sekarang ini telah banyak tercampur dengan pengaruh bahasa pergaulan, akhirnya makna bahasa menjadi rancu.”tuturnya
Berharap pemerintah daerah melalui instansi terkait punya kepedulian lebih dengan pelestarian khasanah budaya daerah ini dan masih banyak lagi sisi kebudayaan daerah yang seakan menjadi cerita lama yang tak perlu dilestarikan. Generasi muda memang harus punya motivator untuk melestarikannya. Harus ada orang atau lembaga yang khusus mendorong pelestarian budaya daerah ini,” paparnya (Asp)
