Babalik Pikir

Dian Wahyudi
Komunitas Sinergi Banten

Kala itu, disebuah Masjid di bilangan kompleks Pondok Pesantren di Geger Kalong Bandung, saya baru saja selesai melaksanakan sholat Ashar, setelah sebelumnya mendengarkan uraian dan untaian hikmah dari Kiyai pimpinan Ponpes tersebut. Seperti biasa jama’ah kajian sedari siang selalu membludak. Sambil menunggu jama’ah yang bubaran berkurang saya melanjutkan dzikir, disamping itu, saya juga berencana bertemu dengan seorang sahabat pengurus Ponpes, sudah lama tidak berjumpa.

Bacaan Lainnya

Sejurus berdzikir, sambil sesekali memandang ke depan, mata saya seperti melihat sosok yang telah saya kenal. Bukan ah, dalam hati. Saya terus berdzikir. Untuk memastikan, saya kembali menatap ke bagian depan, Iya dia. Akhirnya saya menyelesaikan dzikir saya.

Saya terus menatapnya dari belakang, beliau menggunakan baju koko putih berkopiah haji, terdengar isak tertahan, isak yang tulus, isak pilu, sampai saya ikut terbawa emosional ikut melelehkan air mata disela isak tangisnya.

Sabar saya menunggu, setelah tampak beliau mengusap kedua tangan ke mukanya, saya menghampirinya. Kang… Beliau menoleh, Subhanallah, keur naon euy, maneh aya di dieu. Ari Akang keur naon aya didieu, ku jauh pisan urang Rangkas aya di Bandung ngadon mewek, saya mencandainya. Kami berangkulan, kangen lama tak bertemu, sekali ketemu di lembur batur.

Kami keluar Masjid, kangen ingin ngobrol, kami mencari warung, untuk sekedar ngopi dan ngobrol, sono ka batur ti lembur. Sahabat saya ini terkenal baong, beragajul, entahlah, Alhamdulillah saya bersyukur beliau sadar, bahkan lebih dahsyat dari yang saya kira. Beliau bercerita, panjang lebar, uplek, dengan perjalanan spiritual yang beliau alami. Tampilan dan gaya tawadu nya membuat saya pangling.

Proses hidayah memang sulit ditebak, berkali-kali dinasehati selalu susah, proses pergulatan hati telah merubah drastis seperti ini. Geus lah, nu enggeus mah enggeus, ujarnya, kami geus tenang, geus ngarasa loba dosa, hayang jadi jalma bener, ari pang benerna mah moal bisa meureun, sugan awak masih bisa manfaat pikeun ummat. Beuh dak, endah jeung jero amat pangrasa eta pamikiran. Tak habis saya bersyukur.

Karena saya ada keperluan, beliau juga ada keperluan lain, kami berpisah saling berpelukan, memberikan support untuk masing-masing. Dengan satu keyakinan, seseorang dapat berubah menjadi lebih baik, dengan berbagai cara yang bisa kita lakukan, bahkan hanya dengan sekedar do’a tulus yang bisa kita lakukan, semoga Allah SWT memberi Hidayah kepada hamba-hambanya yang mau bertaubat dan mau berubah.

Babalik pikir nyaeta sadar tina kasalahan. Babalik pikir hartina sarua oge jeung ngarobah kalakuan anu tadina goreng jadi hade, demikian yang saya tahu. Hal yang sebenarnya berat tanpa ada sentuhan Hidayah dari Allah SWT.

Hidayah tidak dapat dibeli, tapi merupakan nikmat Allah yang hanya dianugerahkan kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Seperti firman Allah SWT berikut ini : “Sesungguhnya, kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (al-Qashash: 56).

Namun dapat kita upayakan melalui berbagai proses, salahsatunya adalah dengan Tobat, berpindah dari hal yang kurang baik menuju ke kehidupan dengan penuh keimanan Allah SWT. Selanjutnya karena Iman, percaya dan yakin akan kebenaran iman, “Kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya…” (at-Taghaabun: 11). Serta berpegang teguh kepada Agama Allah dan bertawakal kepada-Nya. Dengan kita tetap mengingat Allah dan menjalankan kewajibannya tentu Allah pun akan selalu mengingatkan kita.

Di Pondok Pesantren ini sebelum pandemi biasanya ramai dengan berbagai kajian atau berbagai pelatihan. Seperti pernah, setelah menyelesaikan satu keperluan, saat jelang sholat Jum’at, saya dikagetkan dengan rombongan yang cukup saya kenal, ya, rombongan beberapa Kepala Dinas dari kabupaten Lebak yang juga akan melaksanakan sholat Jum’at di Masjid Pondok. Aih, ja aya urang Rangkas ieu, tanya saya.

Saat saya sapa dan tanya, teryata mereka dengan istri sedang mendapatkan pelatihan motivasi spiritual bersama Ibu Bupati Lebak bersama pimpinan Pondok yang memang spesial menyampaikan Tazkiyatunnafs ; motivasi tentang penyucian, pembinaan, serta penumbuhan jiwa menuju kehidupan spiritual yang lebih tinggi.

Mungkin maksudnya, akan terdapat peningkatan kinerja dan porses spiritual ke arah lebih baik dari para pejabat dengan dukungan istri mereka, dalam menjalankan kerja-kerja pembangunan di kabupaten Lebak. Hal yang menurut saya perlu di apresiasi dan merupakan kegiatan penting. Semoga terjadi peningkatan kinerja dan religiusitas para pejabat paska pelatihan tersebut, sampai saat ini.

Semoga lebih baik lagi. Mengutip praktisi keluarga Harry Santosa, Ujian terberat dalam hidup adalah ujian di dalam keluarga, terutama ujian dari pasangan atau anak. Ujian dari orang terdekat yang kita cintai ini sangat berat karena ia teman seperjalanan yang kita harapkan memberi dukungan dalam hidup ini untuk berjuang bersama menuju Allah. Sebagian Nabi-Nabi pun diuji dengan pasangannya dan atau anaknya.

AlQuran bahkan menyebut anak dan pasangan bisa menjadi musuhmu. Namun, bershabarlah dan ketahuilah bahwa semakin berat dan dekat ujian hidup, itu pertanda Aĺlah ingin kualitas hidup kita semakin baik yaitu berupa penghambaan dan cinta kita padaNya yang semakin ikhlash, perjuangan kita kembali ke fitrah dan Kitabullah yang semakin gigih dan berani.

Percayalah dan yakinlah bahwa malam tak akan gelap selamanya, badai tak akan berlangsung selamanya, ketika kegelapan semakin pekat, dingin dan sunyi semakin menggigit, maka itulah pertanda datangnya fajar, lembaran baru kebahagiaan dalam hidupmu.

Pertolongan Allah seringkali datang pada kondisi nyaris putus asa. Teruslah berbaik sangka dan optimis kepada Allah, pesimis itu dari iblis, ia tak yakin janji Allah.

Tugasmu hanya menjalankan apa yang Allah mau, bukan apa yang engkau mau, tugasmu hanyalah memantaskan dirimu di hadapan Tuhanmu sehingga Allah hadirkan yang terpantas untukmu, dan Allah ambil alih semua masalahmu dan curahkan keberkahan dari segala penjuru.

Jika engkau sibuk dengan apa yang engkau mau, lupa dengan apa yang Aĺlah mau maka kau akan diletihkan dengan apa yang engkau mau.

Selain itu, pandemi covid-19 juga dapat menjadi sarana “Babalik Pikir” bagi kita bersama, bagaimana kita untuk menginsyafi, berusaha semakin mendekat kepada Allah SWT dan sadar bahwa Allah SWT Maha Kuasa, dengan terus berharap dan berdo’a, apalagi disaat sekarang, di Bulan Ramadhan yang Agung, juga dengan terus mematuhi semua protokol kesehatan yang mungkin dapat dilakukan.

Mematuhi anjuran-anjuran seperti social distancing, work from home, pemerintah juga perlu melakukan upaya-upaya edukasi yang masif dan tegas kepada masyarakat. Serta mungkin merubah pola pikir masyarakat untuk menghentikan penyebaran pandemi. Semoga.

Pos terkait