Bangkitlah Pemuda, Bangkitlah Indonesia

Dian Wahyudi
Ketua Generasi Muda (GEMA) Keadilan Lebak

Membahas tema terkait Pemuda, selalu saja memiliki sisi menarik untuk didiskusikan. Usia muda, merupakan usia yang sangat berharga dan menentukan kualitas kehidupan berikutnya. Tidak hanya kualitas kehidupan pribadinya, namun juga kualitas kehidupan bangsa.

Bacaan Lainnya

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 disebutkan Pemuda adalah manusia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun (Paralegal.Id). Sementara ObsessionNews menyebutkan bahwa WHO mengeluarkan keputusan terbaru bahwa yang dimaksud pemuda adalah mereka yang berada pada rentang usia 18-65 tahun.

Sejarah telah membuktikan bagaimana pemuda sedemikian rupa turut mewarnai perjuangan kebangkitan sebuah bangsa. Jika mempelajari sejarah bangsa ini, pemuda telah berkontribusi dalam proses pencapaian kemerdekaan dan mengisi masa-masa awal aktifitas bangsa. Selain Soekarno dan Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, Chaerul Shaleh, Wikana, Cornel Simanjuntak, dr. Wahidin Soedirohoesodo adalah sebagian nama-nama pemuda saat itu yang semangatnya begitu besar mempengaruhi gerakan kemerdekaan.

Kiprah dr. Wahidin Soedirohoesodo dalam mendirikan organisasi Pelajar dan Mahasiswa, Boedi Oetomo, merupakan kontribusi yang cukup signifikan dalam memotivasi pergerakan pemuda. Cornel Simanjuntak, lagu-lagu ciptaannya banyak membangkitkan semangat.

Jiwa muda dengan segala semangatnya mampu membuat momentum- momentum sejarah yang menentukan.

Dalam laman berdikarionline, dua orang penulis dari luar, Robert Cribb dan Anderson, berusaha merekam peranan pemuda di Jakarta pada waktu proklamasi kemerdekaan dan beberapa waktu sesudahnya. “Akhirnya saya percaya bahwa watak khas dan arah dari revolusi Indonesia pada permulaannya memang ditentukan oleh kesadaran pemuda ini,” kata Anderson.

Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia begitu memahami bahwa energi pemuda tidak bisa dianggap sebelah mata.

Pernyataan Soekarno yang mengatakan : Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia. Ungkapan optimis tentang dahsyatnya energi pemuda menjadi ungkapan yang sangat populer kita dengar.

Soekarno berpesan pada pemuda Indonesia untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. “Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”. Pesan yang sangat memotivasi.

Pergerakan idealis pemuda hendaknya dikelola sedemikan rupa, sehingga aktifis-aktifis pemuda kelak menjadi pemimpin bangsa dikemudian hari.

Tidak hanya di Indonesia, dalam sejarah Islam dunia, tidak sedikit kalangan muda justru menjadi aktor-aktor kunci.

Adalah Usamah bin Zaid, 18 tahun, pemuda yang Memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar. Atab bin Usaid, 18 tahun, diangkat oleh Rasul Shallallahu’alaihi wasallam sebagai gubernur Makkah. Nama Muhammad Al Fatih, 22 tahun, penakluk Konstantinopel ibu kota Byzantium pada saat para jenderal agung merasa putus asa, juga adalah seorang pemuda.

Para pemuda diatas tentu tidak lahir begitu saja. Mereka dapat menjadi demikian karena belajar dan berlatih dengan keras. Maka menciptakan pemuda-pemuda milenial saat ini menjadi pemuda-pemuda yang kelak tercatat dalam sejarah, adalah sebuah keniscayaan.

Menghimpun, mengelola, melatih, dan memberdayakan adalah pekerjaan rumah yang harus kita lakukan secara terstruktur. Soekarno mengatakan seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia.

Fenomena banyaknya pemuda masa kini yang lebih suka dengan hal-hal yang bersifat instan, tidak tahan terhadap proses, dan lebih akrab dengan gawai ketimbang tergabung dalam pergerakan memikirkan kemajuan bangsa, membuat kita menjadi miris.

Kondisi ini tidak boleh dibiarkan, harus segera kita bangunkan. Karakter dasar pemuda adalah pemberani. Allah telah menggambarkan betapa pemuda memiliki logika berfikir yang membuatnya tidak mau kehilangan momentum.

Sejarah membuktikan, ketika Nabi Musa berdakwah dan mengajak orang untuk mengikutinya, tidak ada yang bersedia mengikutinya, kecuali pemuda. “Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa)” (Yunus 83).

Pemuda, dengan segala dinamika yang melekat padanya, membuat Allah begitu mengistimewakan-nya. Diantara tujuh golongan yang dijamin masyuk syurga, salah satunya adalah Pemuda (yang beriman). Merekalah pemuda yang diberi petunjuk : Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. “. (Q.S.Al Kahfi :13).

Kebangkitan jiwa pemuda, adalah titik awal dari bangkitnya sebuah bangsa….

Selamat hari Kebangkitan Nasional.

Pos terkait