Destinasi Wisata Gunung Luhur (Lagi)

Dian Wahyudi
Ketua Generasi Muda (GEMA) Keadilan Lebak, Warga Lebak

Sudah cukup lama saya tidak datang menikmati indahnya kawasan Gunung Luhur di Citorek, Cibeber, Lebak.

Bacaan Lainnya

Alhamdulillah, dua hari ini (28-29/5) saya bersama keluarga besar, dengan menggunakan tiga kendaraan roda empat menuju Gunung Luhur.

Terakhir ke sini, sebelum pandemi covid-19. Jadi ya sekitar dua tahun yang lalu, sebelum bencana banjir dan longsor, cor beton jalan provinsi baru saja selesai sampai ke Gunung Luhur, setelah sebelumnya viral (banget).

Paska banjir dan longsor di awal tahun 2020, jalan menuju kawasan Gunung Luhur yang melewati beberapa ruas jalan dan jembatan di kecamatan Lebakgedong kerap mengalami longsoran dan kendala alam lainnya, jembatan (darurat) sementara dari kayu, kerap tersapu banjir di kampung Muhara.

Jadi Gunung Luhur setidaknya dalam dua tahun ini menjadi jalur wisata yang agak sulit diprediksi kondisi alamnya. Jalan alternatif yang dapat dilalui yaitu jalan dari Desa Sukamaju Cikuning kecamatan Sobang, yang tentunya jalannya memutar dari kecamatan Muncang, yang sebagian jalannya juga masih aduhai dibeberapa ruas jalan.

Kalaulah tidak disebut jalur berbahaya, terutama untuk wisatawan yang baru pertama kali datang lewat jalur kampung Muhara, dibeberapa ruas jalannya, terdapat ruas jalan sapotong, ruas jalannya hanya sebelah, dengan tebing jurang di bawahnya, syukur terdapat warga yang ikut menjaga keselamatan dan kelancaran disekitar ruas jalan tersebut.

Namun, celakanya jika wisatawan datang menuju Gunung Luhur malam hari, poek alias gelap dengan jalan separuh dan menanjak di sekitar kampung Cinyiru tentunya alabatan off-road.

Gunung Luhur di kawasan wewengkon Citorek, Cibeber dengan wisata Negeri di atas Awannya yang menakjubkan, serta sebenarnya disepanjang jalan menuju Gunung Luhur juga tidak kalah indahnya, dibuktikan dengan mulai munculnya beberapa cafe dan wisata singgah dengan view atau panorama alam lainnya di beberapa lokasi menuju wisata Gunung Luhur.

Namun tadi tea, kita tidak tahu kondisi alamnya seperti apa, kadang berubah tiba-tiba. Kita tentunya sangat khawatir dengan keselamatan pengunjung, jika kondisi jalan longsor dan sungai yang tiba-tiba meluap.

Ke depan perlu terdapat pusat informasi cuaca dan kondisi ruas jalan menuju Gunung Luhur, bukan hanya mengekspose keindahan Negeri di atas Awan ini. Setidaknya sampai kondisi jalan dan jembatan provinsi Banten tersebut teratasi oleh pemerintah provinsi (Pemprov) Banten.

Seperti hari ini, Alhamdulillah setelah siang tadi kami selesai lewat dan sampai di rumah. Saya mendapat kabar sore tadi jalan disekitar Cinyiru longsor dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua, lumpuh, sampai pohon tumbang dan longsoran di singkirkan.

Rombongan ibu Bupati, yang akan ke Gunung Luhur juga untuk satu keperluan (papasan dengan kendaraan kami di kecamatan Cipanas), kabarnya putar balik lewat kecamatan Sobang. Semoga juga ikut memikirkan kondisi alam tersebut.

Gunung Luhur dan sekitarnya, dengan segala potensi alamnya merupakan ikon wisata, apalagi di masa pandemi covid-19 ini, semoga menjadi destinasi wisata alternatif di Banten. Namun keselamatan dan kenyamanan wisatawan tetap terjaga.

Destinasi wisata Gunung Luhur, selama dua tahun ini mulai tertata, terutama untuk sekitaran saung-saung dan homestay yang telah ada saat ini. Namun untuk fasilitas dan trek menuju view (melihat) awan di pagi hari, sepertinya tidak banyak berubah, masih jalan menanjak yang licin, saat ini malah terdapat jalur yang ambruk, dengan pegangan pagar kayu yang sudah mulai lapuk, jika kurang hati-hati, cukup membahayakan pengunjung. Semoga semakin diperhatikan.

Dan, kawasan Gunung Luhur semoga tetap terjaga ke-alamian-nya. Siapa lagi yang akan menjaga kelestarian warisan ini jika bukan kita.

Pos terkait