KORANBANTEN.COM – Dalam rangka persiapan atlet panahan Banten menghadapi babak kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 mendapat kabar positif dari Kejuaraan Piala Panglima 2019 yang berakhir 22 Juni 2019. Sebanyak empat medali emas, satu medali perak dan tiga medali perunggu diraih pemanah Banten pada kejuaraan yang digelar sejak 18 Juni di Lapangan Pusjaspermildas TNI, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Dua dari empat medali emas disabet atlet program Pelatda Jangka Panjang (PJP) KONI Banten Risda Amalia dan Danang Arisanto. Keduanya meraih medali emas dari nomor compound kualifikasi putri dan putra. Dua medali emas dihasilkan oleh atlet non PJP pertama dari atlet putra Danendra yang meraih medali emas nomor compound aduan. Satu medali emas lainnya disabet Sahara Choirunisa yang tampil di nomor compound aduan putri.
Selain itu Sahara juga menyumbang 1 medali perak dari nomor compound kualifikasi. Sementara dua medali perunggu disumbang Ranti Maulana Hidayat di nomor compound aduan putri, tim beregu putri compound Banten yang terdiri dari Risda Amalia, Ranti Maulana Hidayat dan Hafirotul Rahma Widia. Satu lagi medali perunggu diraih tim mix Banten atas nama Risda Amalia dan Ahsan Ismail Anwar.
Pelatih panahan Banten Jaja mengapresiasi hasil yang diraih anak asuhnya pada kejuaraan tersebut. Apalagi mengingat laga kali ini juga diikuti atlet nasional dari Aceh, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sehingga mereka mendapat gambaran peta kekuatan di Pra PON nanti. “Penampilan anak-anak juga sudah menunjukkan perkembangan yang cukup baik, kami cukup optimis bisa meloloskan sejumlah atlet ke PON. Bahkan bermunculan beberapa atlet baru yang memiliki potensi medali di Pra PON seperi Sahara,” kata Jaja.
Namun demikian Jaja menyatakan atlet Banten masih memiliki kelemahan yang harus dibenahi sebelum berlangsungnya Pra PON. Dua kelemahan yang masih terlihat adalah masalah fisik dan mental bertanding. “Fisik akan kita benahi sampai jelang pertandingan Pra PON, masalah berat kita adalah soal mental bertanding. Dimana untuk meningkatkan mental bertanding atlet butuh mengikuti kejuaraan, sementara itu sulit dilakukan karena keterbatasan dana yang Pengprov miliki,” ungkap Jaja.(Pik)