Harga karet dunia terus melorot tajam dalam beberapa tahun terakhir, kini harga karet hanya US$ 1,5/kg padahal di 2011 US$ 4,6/kg. Dampaknya, petani malas untuk melakukan panen karet sehingga berdampak ke pasokan untuk industri.
Kepala Urusan Pengembangan SDM & Organisasi PT Perkebunan Nusantara VII Sasmika Dwi Suryanto mengatakan, dampak harga karet yang jatuh berdampak pada kerjasama plasma dengan petani kareta.
“Harga yang turun cukup mengganggu produksi yang masuk ke PTPN. Harga itu kan yang menentukan selain pasar juga ada regulasi. PTPN juga mengikuti kebijakan harga dari Dinas Perkebunan masing-masing provinsi,” katanya di Kementan, Jumat (12/6/2015)
Ia mengatakan, saat ini para petani plasma lebih memilih menahan panen daripada memproduksi karet saat harga anjlok. Saat ini, PTPN harus bersaing dengan swasta dalam menyerap karet petani di tengah harga yang anjlok.
“Petani karet skala kecil justru ada yang tidak panen. Daripada keluar uang untuk bayar tenaga kerja panen tapi hasilnya nggak seberapa, mending tidak dipanen,” katanya.
sumber : detik.com