Pemerintah diminta untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL), seiring dengan terus anjloknya harga minyak mentah dunia.
“Memang kurs rupiah terhadap dollar sedang anjlok. Namun bila dihitung, depresiasi rupiah tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap harga jual. Penurunan harga minyak mentah lebih berpengaruh,” ungkap Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean, melalui keterangan tertulis, Jakarta Senin (24/8/2015).
Ferdinand mengungkapkan, komponen utama BBM dan TDL sudah turun. Harga minyak dunia sedang jatuh hingga menyentuk 40 dollar AS per barrel. “Ini momentum baik bagi pemerintah untuk menurunkan harga BBM dan TDL. Paling tidak, pemerintah membantu meringankan beban hidup rakyat,” kata Ferdinand.
Menurut dia, penurunan harga BBM dan TDL bakal membantu meningkatkan daya beli rakyat.
Sementara itu, PT PLN (Persero) sendiri sudah memastikan akan menurunkan TDL pada September 2015 mendatang. Penurunannya berkisar Rp 11 sampai Rp 19 per kilowatt hour (kWh). Menurut Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun, penurunan harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang cukup signifikan menjadi alasan penurunan TDL.
Adapun Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang mengatakan, perseroan telah melakukan penyesuaian harga jual BBM komersil yang menjadi domain BUMN migas itu.
“Contohnya Pertamax series. Kalau BBM premium dan solar, ya kami menunggu keputusan pemerintah,” kata Ahmad saat dihubungi Kompas.com.
Sementara ketika dikonfirmasi mengenai rencana pemerintah untuk melakukan evaluasi harga BBM, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, tidak memberikan tanggapan.
Sumber: kompas.com