KORANBANTEN.com – Sebuah vaksin HIV baru kini sedang diuji di Afrika Selatan. Butuh waktu tujuh tahun untuk menyelesaikan pengujian vaksin ini dan diakui oleh peneliti.
Dr Anthony Fauci, Direktur National Institute NIH Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan, vakisn HIV cukup efektif untuk mencegah penyakit menular, terutama dari hubungan seks bebas.
“Vaksin menjadi alat pencegahan HIV yang sangat terbukti aman dan efektif mencegah. Vaksin ini bisa melindungi populasi masyarakat yang tinggal di negara-negara yang berisiko tinggi infeksi,” kata Dr Anthony.
Seperti misalnya di Afrika Selatan lebih dari 1.000 orang tertular HIV setiap hari. Maka, vaksin HIV cocok dikembangkan di negara tersebut.
Vaksin HIV terakhir kalinya juga pernah diuji di Thailand mulai tahun 2003. Pada 2009, peneliti dari studi yang mengumumkan bahwa vaksin adalah 31 persen efektif untuk mencegah infeksi HIV lebih dari 3,5 tahun.
Sementara itu, di Afrika Selatan baru akan menggunakan vaksin HIV yang mirip dengan yang digunakan dalam penelitian di Thailand. Tetapi akan dimodifikasi dengan cara lain agar pencegahannya lebih lama.
Para peneliti ingin mendaftarkan 5.400 aktif secara seksual pria dan wanita usia 18 sampai 35 yang belum terjangkit HIV. Hasilnya diharapkan terlihat pada 2020.
“HIV telah menghancurkan penduduk Afrika Selatan. Tapi sekarang kita mulai eksplorasi ilmiah yang bisa memberikan harapan baru,” ujar Glenda Gray, CEO Medical Research Council Afrika Selatan.
Studi Afrika Selatan akan menggunakan dua jenis vaksin. Jenisnya dapat melindungi terhadap subtipe virus yang dikenal sebagai HIV subtipe C, yang ditemukan dalam jumlah tinggi terutama di Afrika Selatan.
Selain itu, vaksin protein subunit yang digunakan dalam studi baru akan diisi bahan tambahan yang menimbulkan efek berbeda dari yang digunakan dalam penelitian di Thailand.
Peserta dalam studi baru akan secara acak untuk menerima vaksin studi atau plasebo. Jika ada peserta terinfeksi HIV, mereka akan dirujuk ke staf medis lokal untuk perawatan, dan akan menasihati tentang cara untuk mengurangi risiko penularan HIV. @DF