KORANBANTEN.com – Lebih dari 4.000 peserta mengikuti pawai alegoris Nitilaku Perguruan Kebangsaan dari Pagelaran Keraton Yogyakarta hingga Gedung Pusat UGM, Ahad (18/12). Nitilaku kali ini menyuguhkan pemandangan berbeda dengan peserta yang menggunakan pakaian bernuansa jadul untuk menghadirkan suasana era awal berdirinya UGM.
Nitilaku Perguruan Kebangsaan merupakan kegiatan pawai alegoris yang menjadi napak tilas bagi civitas akademika UGM untuk mengingat peristiwa perpindahan kampus UGM dari kawasan Keraton ke Kampus Bulaksumur. Mengambil tema “Djogja Djadoel Sehari, Djogja Moeda Kembali”, setiap peserta memang diharuskan memakai pakaian nuansa jadul saat mengikuti Nitilaku.
“Tahun lalu kita sudah bersemangat bahwa Nitilaku kita tingkatkan menjadi pertunjukan pariwisata. Dan saya senang tahun ini bisa dibuat sedemikian rupa dengan konsep jadul yang dikaitkan dengan tema Indonesia sehat. Jadi, biar jadul, kita tetap sehat,” ujar Ketua Umum Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA), Ganjar Pranowo.
Kegiatan tahunan yang diadakan menjelang puncak perayaan Dies Natalis UGM ini menjadi ajang berkumpulnya civitas akademika serta alumni UGM dari berbagai fakultas dan angkatan. Tampak hadir pula dalam kegiatan ini 3 menteri dalam kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo, yakni Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono.
Pawai ini, menurut Ganjar, menjadi momen penting bagi segenap warga UGM untuk mengingat serta meneladani jasa dari para pendiri UGM. “Saya harap ketika jalan nanti langkah demi langkah dirasakan. Terik matahari adalah bagian dari perjuangan yang membuat kita bisa berdiri di sini dan bisa dipercaya oleh rakyat,” imbuh Gubernur Jawa Tengah ini.
Berbagai kelompok masyarakat terlihat turut tergabung dalam pawai ini. Beberapa di antaranya adalah pasukan Paskibraka, Kereta Kencana, Pasukan Berkuda, Bregada Sleman, Bregada Gama Asri, Kontingen IKPMD, serta kelompok Sepeda Onthel, Sepeda Bakul Jamu, Gerobak Sapi, Andong, dan Becak. Dalam pawai ini panitia juga mendapatkan dukungan dari Marching Band Akademi Militer Magelang yang menyuguhkan berbagai atraksi menarik.
Tidak sekedar pawai, di sepanjang perjalanan dari Keraton menuju Gedung Pusat para peserta juga disuguhi berbagai pertunjukan seni dan budaya di berbagai titik. Secara keseluruhan, terdapat lima panggung seni yang didirikan di beberapa titik dalam rute Nitilaku Perguruan Kebangsaan.
Acara Nitilaku Perguruan Kebangsaan kali ini juga akan menghadirkan puluhan penjual jamu gendong. Hal tersebut, menurut Ketua Panitia Nitilaku , Drs. Hendrie AdjiKusworo, M.Sc., Ph.d., menjadi cermin dari tema yang diusung dalam Dies Natalis UGM ke-67, yakni tema kesehatan. “Sehat, preventif, dan tradisional adalah salah satu bagian yang ingin kami wujudkan dalam kegiatan ini. Kita tekankan bahwa sehat juga dapat melalui hal yang tradisional,” ujarnya.
Dengan adanya dukungan dari keluarga Keraton serta keterlibatan dari masyarakat lokal, acara ini diharapkan dapat menunjukkan sinergi Kampus-Keraton-Kampung yang menjadi keistimewaan dari UGM dan juga keistimewaan dari Yogyakarta. Hal ini disampaikan oleh Wakik Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr. Suratman.
“UGM adalah bagian dari nafas kehidupan kota Jogja dan bahkan dunia, sehingga kegiatan ini juga turut meneguhkan keistimewaan dari Yogyakarta. Semoga semua yang hadir dapat merasakan cinta dari kampus biru. Dari UGM untuk Jogja, dari Jogja untuk Indonesia, dan dari Indonesia untuk dunia,” ujarnya. @DF