Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan kejujuran yang dimulai dari sistem pendidikan, terutama saat ujian akhir sekolah akan menjadi modal Indonesia untuk menjadi negara maju.
“Kejujuran yang dimulai sejak pendidikan dini menjadi modal penting untuk Indonesia menjadi negara maju, selain disiplin dan ketaatan beragama,” kata Menteri Muhadjir saat bertatap muka dengan ratusan guru SMP, SMA dan SMK di Bengkulu, Minggu.
Menteri mengatakan hal itu terkait hasil ujian nasional 2017 di mana angka kejujuran siswa dalam melaksanakan ujian meningkat signifikan.
Menurut menteri, untuk mencetak murid yang jujur sangat bergantung pada sistem pendidikan di sekolah.
“Guru yang menjadi panutan, jangan harap murid akan jujur kalau guru tidak menanamkannya di sekolah,” kata menteri.
Bagi siswa, kata Menteri, guru adalah model sehingga apapun yang dilakukan guru akan dianggap benar oleh murid.
Karena itu, para guru harus menjadi pelopor antikecurangan dan menerapkan kejujuran dalam proses belajar mengajar.
“Kalau kejujuran berhasil kita terapkan saat ini maka 20 tahun kemudian kita akan punya sumber daya manusia dengan tabiat yang baik,” ucapnya.
Ia pun mencontohkan sejumlah kepala sekolah yang terindikasi berbuat curang saat pelaksanaan ujian nasional beberapa waktu lalu, saat ini sedang diproses dan bila terbukti akan diberhentikan.
Lebih lanjut, menurut Menteri, masa depan Indonesia akan dimulai dari sekolah. Karena itu, pemerintah mereformasi kegiatan belajar mengajar dengan waktu belajar selama delapan jam per hari dan murid diliburkan pada Sabtu dan Minggu.
Selain bertatap muka dengan ratusan guru, kehadiran Mendikbud Muhardjir di Bengkulu juga untuk membuka kegiatan Lawatan Sejarah Nasional (Lasenas) yang diikuti ratusan pelajar SMA sederajat di Tanah Air pada Senin (15/4). @OPIK