KORANBANTEN.com – Ketuban pecah bisa terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Kenali tanda-tandanya berikut ini, sebagaimana penjelasan dari dr. Nadia Octavia.
Kehamilan yang sehat tentu menjadi harapan setiap orang. Namun, ada kalanya gangguan pada kehamilan terjadi. Salah satunya, masalah ketuban pecah sebelum waktunya.
Ketuban pecah sebelum waktunya atau ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum bayi mencapai 37 minggu. Jika ketuban pecah sebelum adanya kontraksi, maka dapat memicu persalinan dini atau prematur.
Bagaimana tanda-tanda ketuban pecah dini? Anda akan merasakan adanya rembesan air atau air yang keluar dari vagina. Lihat apa warna air ketuban Anda. Air ketuban seharusnya berwarna bening.
Air ketuban yang berwarna merah muda berarti sudah bercampur dengan darah. Jika berwarna kehijauan atau cokelat, segeralah ke unit gawat darurat karena berarti telah terdapat infeksi dan berbahaya bagi janin.
Jika ketuban pecah sebelum waktunya, Anda tidak hanya berisiko mengalami persalinan dini. Anda dan bayi juga berisiko mengalami infeksi. Jika air ketuban tersebut pecah karena adanya infeksi, maka persalinan harus segera dilakukan untuk mencegah infeksi bertambah luas.
Penanganan ketuban pecah tanpa adanya tanda-tanda infeksi akan bergantung pada usia kehamilan Anda. Jika usia kehamilan di bawah usia 24 minggu, kemungkinan bayi Anda dapat bertahan hidup rendah. Namun, jika usia kehamilan lebih dari 30 minggu, kemungkinan bayi Anda bisa bertahan hidup mencapai 95%.
Segeralah menghubungi dokter dan pergi ke rumah sakit apabila Anda mengalami ketuban pecah dini, meskipun hanya berupa rembesan. Apalagi jika ketuban pecah tersebut disertai dengan:
• Demam (lebih dari 37°C)
• Menggigil
• Perdarahan dari vagina
• Cairan ketuban berubah menjadi hijau atau berbau
• Kontraksi
• Nyeri perut
• Aktivitas gerak bayi berkurang
Yuk, lakukan kontrol kehamilan secara rutin dan jangan sepelekan tanda-tanda atau gangguan apa pun saat hamil. @DF