Nasib UMKM

Oleh : Dian Wahyudi
Anggota Fraksi PKS DPRD Lebak.

Kadang saya kedatangan beberapa kenalan dan konstituen, utamanya terkait beberapa keluhan usaha, baik dari segi dukungan pemerintah lokal, masyarakat sekitar ataupun adanya kewajiban memiliki NPWP, sehingga berimbas kepada tagihan pajak.

Bacaan Lainnya

Sedangkan untuk jenis usaha, perizinan dan berbagai kemasan biasanya mereka sudah sangat dibantu oleh Instansi terkait oleh para organisasi perangkat daerah (OPD) yang selalu berbaik hati membantu mereka, baik dari sisi pembinaan, dan lain-lain (benerkan para pelaku UMKM ?).

Selanjutnya, tinggal pemasaran lebih meningkat, utamanya di masa pandemi covid-19 ini. Ajakan untuk terus ber-produksi ditingkatkan, namun kunjungan ke destinasi wisata dibatasi sama saja “bunuh diri”.

Walaupun agak sedikit aneh, kasuistik di Rangkasbitung, UMKM yang kebanyakan kuliner kekinian, seolah terus bertambah setiap sore hari. Semoga terus tumbuh bukan karena kagetan, namun berdasarkan analisa dan daya beli masyarakat yang terus tumbuh.

Jika ini berhasil, Rangkasbitung sepertinya masuk kategori ekonominya bertumbuh dimasa pandemi. Namun jika sekedar kagetan, perlu dikaji pula oleh instansi terkait, khawatir setelah 6 bulan berselang kembali berkutat dengan kehabisan modal dan pemasaran, karena jenis kuliner yang ditawarkan hampir mirip-mirip.

Untuk UMKM berbagai olahan, walaupun cukup terbantu dengan bantuan dana stimulan dari pemerintah, tetap saja faktor pemasaran menjadi soal utama. Semoga pemerintah daerah, provinsi dan pusat terus melakukan terobosan membantu pemasaran para pelaku UMKM. Ditambah bahan baku juga tersedia secara simultan agar usaha terus berjalan. Perlu kerjasama lintas OPD, misalkan UMKM olahan keripik pisang dan singkong, atau sale pisang, jika pasokan pisang tersendat karena faktor bibit, cuaca dan hama, walhasil usaha UMKM akan ikut tamat.

Begitu pula dengan bisnis olahan melinjo dan kulit melinjo, sebelas duabelas jika pasokan bahan baku selalu melonjak mahal, moal kaudag modal jeung moal bisa kajual ja moal laku (tidak bakalan ke kejar modalnya, dan tidak akan laku dijual karena harga mahal).

Menunggu plaza Lebak siuman juga sepertinya masih memerlukan waktu lama, termasuk kafe plaza Lebak, setiap sore sudah tampak ramai, tapi masih tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan ketat, bahkan masih tetap, lebih ramai warung makan berbagai olehan ikan di exs kios buah Mandala alias warung laleur yang legend.

Sehingga, pemasaran via online, saat ini masih menjadi alternatif pemasaran yang efektif, untuk yang sudah terbiasa masuk marketplace ataupun media sosial, dan tak jemu melakukan terobosan pemasaran, dengan menerapkan trik-trik jitu, untuk yang tidak terbiasa ? kembali tergilas dan tamat.

Kembali kepada keluhan di awal tulisan, urusan dukungan pemerintah lokal dan masyarakat sekitar juga tidak kalah penting. Seorang pelaku UMKM pernah mengeluhkan terkait usahanya, kerap didatangi oknum LSM, dengan meneror terkait izin usaha, gaji pegawai yang belum sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR), izin limbah, dll, padahal usahanya jika diibaratkan anak kecil eleng-eleng geh encan (belum bisa jalan).

Adapula yang bukan saja ditanyakan izin usaha, namun kerap diteror dengan ancaman dan instimidasi kepada masyarakat sekitar agar menolak keberadaan usaha tersebut, sehingga akhirnya warga menandatangani penolakan (walaupun dengan terpaksa).

Padahal, keberadaan usaha tertentu di sekitar kita, harusnya kita ilu atoh (ikut bahagia), bahkan jika perlu ikut ingin tahu dan ingin bisa jika memang menghasilkan pemasukan buat keluarga. Sentra usaha diberbagai kabupaten ataupun kota di manapun, selalu berawal dari usaha kecil yang kemudian terus membesar, karena dukungan penuh masyarakat dan pemerintah.

Peuyeum mengangkat nama Bandung, Dodol mengangkat nama Garut, Tahu mengangkat nama Sumedang, Tauco mengangkat nama Cianjur. Produk apa yang ingin mengankat nama daerah kita ? tergantung kita dan dukungan kita. Ulah iyeumah karakgeh rek maju usahana, laju di getok bae…. paeh ….. (jangan sampai terjadi, ada yang baru maju usahanya, kemudian langsung di pukul… mati….).

Belum lagi urusan tagihan pajak, karena diawal usaha sudah harus diwajibkan memiliki NPWP, kembali masih eleng-eleng sudah ada tagihan jutaan dari kantor pajak… duh…

Pos terkait