Orangtua pasti ingin memiliki anak yang cerdas. Sayangnya kadang orang tua masih kurang memahami bagaimana sebenarnya proses belajar alami anak.
Ketua Unit Kerja Tumbuh Kembang Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Eddy Fadlyana, SpA(K), Mkes mengatakan kecerdasan seorang anak bisa dipersiapkan sejak kehamilan dan dua tahun pertama setelah lahir. Untuk menjadi pandai, menurutnya, perlu proses belajar yang juga disebut stimulasi atau rangsangan.
Dan untuk membantu keberhasilan anak dalam belajar, orang tua sebaiknya memahami bagaimana proses belajar anak terlebih dahulu. Orang tua dapat mendukung tiga proses dasar belajar anak, yaitu mengamati (seeing), berfikir (thinking), dan beraksi (action).
“Selain dengan melihat, anak juga belajar dengan cara mendengar dan berbicara. Kemudian anak akan menyimpannya dalam suatu memori dan ini yang membuat anak berfikir atau menghasilkan kemampuan kognitif. Kemudian anak akan melakukan aktivitas tersebut,” jelasnya kepada wartawan dalam acara talkshow The Power of Combined Nutrition to Support Seeing, Thinking and Doing sekaligus peluncuran Wyeth Nutrition Science Center, di Jakarta, Selasa (26/5).
Untuk mendukung proses belajar anak, lanjutnya, orang tua bisa memberikan akses ke mainan dan alat yang tepat. Orangtua juga bisa menciptakan lingkungan yang aman, memberikan stimulasi, interaksi dan pengalaman yang positif. Selain itu, pemberian gizi yang cukup pada saat yang tepat juga merupakan upaya dukungan orang tua terhadap proses belajar anak.
sumber :republika