KORANBANTEN.com – Pengembangan pendidikan yang mengacu pada ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan berbasis agama Islam dinilai membuat siswa lebih cerdas sekaligus memperkuat akidah. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut masih dibutuhkan persiapan yang matang, terutama terkait materi dan pengajar.
“Hal ini butuh persiapan matang, namun nantinya pendidikan biasa akan diintegrasikan dengan pemahaman nilai agama buat siswa,” kata Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah, di Padang, Sabtu (19/11/2016).
Dia menjelaskan, konsep pendidikan ini tetap mengajarkan siswa tentang materi ilmu pengetahuan alam atau sosial, namun dalam pengajarannya disertai penjelasan dan kaitannya dengan nilai agama Islam. Misalnya, ketika siswa mempelajari fisika akan dikaitkan dengan ajaran penciptaan di dalam yang terkandung dalam Alquran.
“Atau ketika mempelajari matematika akan dikenalkan tokoh Islam yang telah menemukan ilmu yang dulunya berhitung tersebut. Kami meyakini sistem pendidikan ini membuat siswa lebih cerdas secara iptek dan memperkuat akidah,” ujarnya.
Menurut Mahyeldi, sulit mencari sekaligus membina pendidik yang saat ini sudah tersedia dalam mengimplementasikan kedua nilai tersebut. Pasalnya, guru tersebut dituntut bukan hanya piawai dalam mengajarkan nilai pelajaran baku, namun juga bisa mengintegrasikannya dengan ajaran Islam.
“Saat ini beberapa sekolah telah mengadopsi prinsip pendidikan tersebut namun masih terpisah dengan pembagian waktu,” ucapnya.
Senada dengan Mahyeldi, pemerhati pendidikan tinggi dari Universitas Andalas Padang, Dr Ade Djulardi, berpendapat pendidikan berbasis Islam seharusnya tidak hanya ditanamkan pada pendidikan dasar hingga menengah, tetapi hingga universitas.
“Mata kuliah bidang agama Islam dan budi pekerti yang selama ini ada juga perlu diperkuat dengan praktik. Sebab tidak mutlak mahasiswa yang beragama Islam rajin beribadah sehingga dengan praktik tentu akan mengingatkan kembali hal tersebut,” tandas Ade. @DF