KORANBANTEN.COM – Lapas Kelas IIA Cilegon mendapatkan pendampingan Maturitas SPIP dan penerapan manajemen risiko sebagai upaya dalam strategi peningkatan skor atau level Maturitas SPIP oleh Tim Kantor Wilayah Kemenkumham Banten.
Kepala Bagian Program dan Humas Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten, Agus Suryana, didampingi Kepala Subbagian Program dan Pelaporan, Esy Saidah Syam melaksanakan kegiatan Penilaian Mandiri Maturitas SPIP serta Pendampingan Penerapan Manajemen Resiko pada Lapas Kelas IIA Cilegon.
Dalam arahannya Agus Suryana menyampaikan, harus ada Strategi yang diterapkan dalam upaya Peningkatan Maturitas SPIP di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten termasuk seluruh Satuan Kerja yang ada dibawahnya.
“Ada 5 Level Penilaian Maturitas yaitu : Level Rintisan, Level Berkembang, Level Terdefinisi, Level Terkelola dan Terukur, serta Level Optimum. Dan dalam mencapai setiap levelnya, tentu perlu adanya praktik pengendalian internal yang efektif, masing-masing personel pelaksana kegiatan yang selalu mengendalikan kegiatan pada pencapaian tujuan kegiatan itu sendiri, evaluasi formal dan terdokumentasi,” ucap Agus.
Selain itu, Agus Suryana juga berkesempatan untuk menyampaikan sistematika Penilaian Risiko yang dimulai dari Tabel Pemetaan Risiko pada Lapas Kelas IIA Cilegon, dimana dalam membuat tabel pemetaan risiko harus mencakup Penilaian risiko yang memuat kesesuaian antara tujuan kegiatan dengan sasarannya.
Setelah penetapan tujuan, selanjutnya melakukan identifikasi risiko atas risiko intern dan ekstern yang dapat mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan tersebut, kemudian menganalisis risiko tersebut.
Sementara Kepala Lapas Cilegon, Masjuno menyampaikan bahwa Pendampingan Penguatan Tingkat Maturitas SPIP dari Kantor Wilayah ini sangat perlu, khususnya untuk mempermudah pelaksanaan di UPT nantinya.
“Pendampingan Penguatan Tingkat Maturitas SPIP ini sangat perlu, jangan sampai satgas SPIP tinggalah satgas SPIP, semua unsur berperan aktif bukan hanya dilaksanakan oleh struktural ataupun perindividu,” pungkas Masjuno.(rls/Opik).