KORANBANTEN.com – Banyak pola diet menyarankan untuk menghindari asupan lemak tinggi. Padahal sejatinya makanan berlemak tak selamanya buruk bagi kesehatan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition mengungkap bahwa mengurangi asupan karbohidrat lebih baik daripada membatasi asupan makanan tinggi lemak.
“Pola makan kita sebagian besar didasari oleh makanan tinggi lemak. Ini dapat mencegah risiko diabetes tipe 2. Bahkan dapat mencegah diabetes tipe 2 dan mengurangi masalah jantung serta berat badan,” Profesor Sherif Sultan, spesialis jantung dari University of Ireland, seperti dikutip Express, Minggu (18/12/2016).
Dari penelitian yang diterbitkan oleh American Journal of Clinical Nutrition, mereka menilai pada pria paruh baya yang menerapkan pola diet tinggi lemak sembari mengurangi asupan karbo, memiliki tubuh ramping dan kondisi tubuh lebih sehat.
Kemudian mereka juga menilai tekanan darah dan kadar gula dalam darah partisipan penelitian lebih rendah, sehingga meminimalisir risiko penyakit jantung, diabetws tipe 2 dan kanker.
Selama studi berlangsung, partisipan diberi asupan lemak berkualitas yang diproses dan berbahan alami, seperti butter, krim, keju dan minyak kelapa. Para ilmuwan percaya lemak baik dapat memberi dampak positif bagi tubuh.
Mengapa pola diet tersebut dapat berdampak baik bagi kesehatan? Menurut para ahli, karbohidrat diolah tubuh menjadi gula, menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat, serta memengaruhi kinerja insulin yang berdampak pada akumulasi lemak dalam sel.
“Diet karbohidrat tinggi dan gula. Keduanya terbilang kritis dan berisiko meningkatkan kematian akibat penyakit kardiovaskular di abad 21 ini,” ujar profesor Sultan.
Dr Simon Dankel, associaye professor di University of Bergen, Norwegia juga melakukan penelitian terkait karbohidrat dan juga lemak.
“Ada fokus yang luar biasa pada makanan tinggi lemak yang dapat mengontrol berat badan. Karena itu, makanan tinggi lemak tidak selamanya buruk bagi kesehatan,” pungkasnya. @DF