Roti tawar selama ini tak bisa disimpan lama. Namun di tangan lima mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, roti tawar bisa bertahan selama 11 hari. Kandungan gizi roti tetap bertahan tak berkurang. Mereka menggunakan teknologi penyinaran sinar ultraviolet untuk mengawetkan roti tawar ini.
“Metode pengawetan sinar ultraviolet selama ini diterapkan untuk benda cair,” kata ketua tim, Hudaibiyah Daulika Ilvani, Jumat, 5 Juni 2015. Keempat mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Pertanian yang terlibat dalam penelitian adalah Indri Rosdiana, Nurwinda Levitasari, Anik Haryanti, dan Viga Dwi Andrian.
Mereka mendapatkan dana dari Direktorat Pendidikan Tinggi untuk penelitian sebanyak Rp 10,7 juta. Proses tersebut tergolong ekonomis dan aman bagi kesehatan. Roti tawar dikemas dalam plastik ditembak dengan sinar ultraviolet selama delapan menit dengan daya lampu 30 watt. Hasilnya, roti awet selama 11 hari.
Awalnya mereka melakukan uji coba dengan daya lampu 15 watt dan lama penyinaran empat menit dan delapan menit. Namun lampu 30 watt dengan lama penyinaran delapan menit dianggap yang paling efektif. Mereka juga telah melakukan uji kapang, kadar air, kadar abu, uji lemah protein karbohidrat, pati, bau dan tekstur.
Berdasarkan penelitian, roti tawar yang diawetkan dengan metode penyinaran ultraviolet aman untuk dikonsumsi selama 11 hari. Metode tersebut tergolong mudah dan murah serta efektif diterapkan bagi usaha roti rumahan atau pengusaha kecil.
Selama ini roti tawar tidak tahan lama setelah dikonsumi. Laman produk margarin Blueband, misalnya, menyebutkan roti tawar yang disimpan di lemari pendingin akan tahan selama dua hingga tiga hari sebelum dikonsumsi kembali.