Koranbanten.com – Rupiah mencoba bangkit meski masih dibayangi sentimen negatif dari eksternal, pada awal perdagangan di pasar spot senin (28/9/2015). Dari data Bloomberg, pukul 08.30 WIB mata uang rupiah berada di posisi Rp 14.672 per dollar AS, dibandingkan penutupan pekan lalu pada 14.693.
Sampai saat ini nilai angka rupiah masih sulit unggul melawan dollar AS yang sangan di dukung dengan data kinclong. Dominasi isu dari Amerika Serikat terus membebani rupiah. Jumat (25/9/2015), di pasar spot, rupiah melemah 0,06 persen ke Rp 14.693 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, mata uang garuda jatuh 0,45 persen ke Rp 14.690.
Albertus Christian, Senior Research and Analyst Monex Investindo Futures memaparkan, data-data ekonomi AS yang bagus memicu aliran dana keluar dari pasar Indonesia (capital outflow) semakin deras.
Data terbaru, pertumbuhan domestik bruto (PDB) Paman Sam pada kuartal II melebihi dari perkiraan. “Ini negatif pada rupiah,”terangnya.
Albertus memperkirakan, data PDB tersebut akan mendominasi perhatian pelaku pasar. Data ini bakal memperkuat peluang kenaikan suku bunga The Fed. Dus, hari ini, rupiah rentan jatuh ke kisaran Rp 14.630-Rp 14.745 per dollar AS.
Dari Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menyimpulkan yaitu spekulasi kenaikan suku bunga AS memicu investor lebih nyaman pegang dollar AS. Apalagi, rupiah minim katalis positif. “Tapi, BI akan intervensi, sehingga rupiah mungkin ke kisaran Rp 14.600-Rp 14.800,”perkiraannya.