KORANBANTEN.com – Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkup Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berhamburan, begitu juga dengan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, yang langsung dievakuasi ke luar gedung Puspemkot Tangsel, Kamis (26/4).
Gempa bumi berkekuatan 6,7 skala ritcher (SR) mengguncang Kota Tangsel. Salah satu tempat yang dirasakan getarannya yakni Puspemkot Tangsel sebagai Pusat Pemerintahan Tangsel yang ada di Ciputat. Gempa itu juga menyebabkan munculnya api di beberapa titik gedung Puspemkot Tangsel.
Pantauan di lapangan, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie, Sekretaris Daerah (Sekda) Mumahad keluar gedung menuju titik kumpul. Dalam simulasi kebencanaan diasumsikan gempa bumi dan juga kebakaran mengakibatkan sejumlah aset gedung Puspemkot rusak dan terbakar. Puluhan orang yang terkena reruntuhan gedung kaca pun satu per satu dievakuasi dan diberikan pertolongan oleh tim rescue. Mobil-mobil pemadam kebakaran, dan ambulance hilir mudik melakukan tindakan terhadap dampak dari gempa tersebut.
Evakuasi pada PNS ada yang digotong, ada juga yang diturunkan dari ketinggian dengan teknik-teknik layaknya turun dari gunung. Petugas berusaha menyelamatkan siapa saja yang terjebak di dalam. Jika pun ada yang terkepung bangunan petugas menunjukkan kelihaiannya melakukan penyelamatan.
Simulasi kesiapsiagaan bencana tersebut merupakan salah satu upaya Tim Rescue Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel, memberikan pemahaman mengenai tindakan pertama kali yang harus dilakukan ketika bencana alam terjadi.
“Saya kira simulasi seperti ini sangat penting, jangan sampai kita terlena enggak adanya bencana, jadi simulasi ini bagus, melatih,keterampilan, kemudian juga bukan untuk petugas, juga untuk orang-orang yang ada di pusat pemerintahan Kota Tangsel,” kata Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany.
Airin menjelaskan, simulasi bencana gempa dan kebakaran ini dalam rangka memperingati hari kesiapsiagaan bencana yang jatuh pada 26 April. “Hari kesiapsiagaan bencana diperingati dalam rangka meningkatkan kerentanan, keterpaparan masyarakat dan potensi ancaman baik bencana hidrometeorologi maupun geologi tektonik di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak di Kabupaten/Kota di Indonesia,”ungkapnya.
Pemerintah Kota Tangsel selaku unsur penyelenggara pemerintahan di daerah, telah dan akan terus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menangani bencana.Langkah-langkah yang diambil tersebut berupa peningkatan sarana dan prasarana dalam menghadapi bencana,peninhkatan kapasitas sumber daya manusia, dan peningkatan koordinasi di antara instansi-instansi terkait.
“Dalam hal peningkatan sarana dan prasarana, pemerintah Kota Tangsel mengalokasikan anggaran untuk perbaikan infrastruktur, peningkatan jumlah peralatan, dan penambahan armada kendaraan yang terkait dengan penanganan bencana,”ungkapnya.
Kepala Pelaksana BPBD Tangsel, Chaerudin, mengungkapkan, dalam peristiwa tersebut 12 ruangan kaca pecah, 8 orang terkena korban, dan dibawa ke rumah sakit. “Simulasi gempa dan Kebakaran ini berlangsung selama 1 jam dan melibatkan 400 relawan BPBD Tangsel,” ungkapnya.
Kegiatan simulasi bertepatan dengan peringatan HGB 2018 yang diselenggarakan oleh BPBD Kota Tangsel ini diawali dengan apel bersama yang dipimpin langsung oleh Walikota Airin Rachmi Diany selaku pembina upacara.
Menurut Chaerudin, simulasi edukasi gempa ini sangat penting untuk meningkatkan pemahaman suatu peristiwa bencana. Pesan utama kampanye yang diusung adalah proses penyadaran. BPBD Kota Tangsel berpedoman pada azas serta filosofi ingin membangun gerakan latihan kesiapsiagaan.
Chaerudin menegaskan, tentu perlu dibangun partisipasi dan kemitraan bersama antara masyarakat dengan lembaga resmi dengan semangat gotong-royong, kesetiakawanan dan kedermawanan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, pada periode 2017 lalu ada sekitar 2.341 kasus bencana terjadi di seluruh Indonesia.
Ditambahkannya, dengan adanya peringatan HKB, Chaerudin berharap masyarakat di Kota Tangsel dapat meningkatkan kesadaran, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan dalam menghadapi risiko bencana. Baik kesadaran individu maupun kelompok.
“BPBD Tangsel ingin mendorong terjadi perubahan besar paradigma dalam penanggulangan bencana. Dari semula yang bersifat responsif beralih ke prefentif,” tegasnya. Chaerudin menyebutkan, ada sejumlah jenis rawan bencana yang kerap terjadi di Kota Tangsel. Diantaranya, banjir, tanah longsor, gempa dan pohon tumbang.
Chaerudin menyebutkan, pencananganHKB Nasional yang diperingati pada 26 April pada setiap tahunnya ini telah disepakati dan tertuang dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana disahkan. Perangkat hukum tersebut adalah yang pertama untuk penanggulangan bencana. (humas_kominfo)