Tentang Lailatulqadar dan Nuzulul Qur’an

Oleh : Dean Al Gamereau

Benarkah Al-Qur’an turun pada tanggal 17 Ramadan, yang banyak umat Islam memeringatinya dalam acara Nuzulul Qur’an? Kalau benar, mengapa kita mencari lailatulqadar (malam turunnya Al-Qur’an) pada 10 hari terakhir Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil?

Bacaan Lainnya

Ketua Umum PP PERSIS, Kiai Haji Aceng Zakaria, membuka ruang diskusi, bahwa ada dua lailatulqadar. Pertama, lailatulqadar malam pertama turunnya Al-Qur’an ayat 1 – 5 Al-‘Alaq, di Gua Hira, dan ini berkaitan dengan surat Al-Qadar (2013/1434 : 98 – 99).

Al-Baqarah ayat 185 jelas dan tegas menyebut Al-Qur’an turun pada bulan Ramadan, tanpa menyebut tanggal.

Kata ahli hisab, Al-Qur’an yang turun di Gua Hira itu (Al-‘Alaq 1- 5) terjadi pada tanggal 17 Ramadan 13 tahun sebelum hijrah.

Surat Al-Qadar ini turun di Mekah, sedangkan saum Ramadan, dengan 10 hari terakhirnya itu diwajibkan pada tahun kedua hijriah.
Jadi, di Mekah, belum ada pencarian lailatulqadar pada 10 hari terakhir Ramadan itu.

Kedua, lailatulqadar yang terjadi setiap bulan Ramadan, yang terkonenksi atau terhubung dengan hadis bahwa salat pada lailatulqadar ini akan menghapus segala dosa terdahulu (Al-Bukhary, dari). Abu Hurayrah). Lailatulqadar inilah yang ada pada 10 hari terakhir Ramadan yang diisyaratkan ada pada malam-malam ganjil.

Sangat menarik kalau menelusuri turunnya Al-Qur’an dari berbagai sumber tafsir. Semua jadi ilmu.

Sebagian ahli tafsir menyebutkan, Al-Qur’an diturunkan dari Lawh Mahfudz ke Baytul ‘Izzah di langit dunia sekaligus, seluruh Al-Qur’an, lalu diturunkan kepada Nabi SAW dibawa Malaikat Jibril, selama 23 tahun. Dari Baytul ‘Izzah inilah kali pertama Al- Qur’an diturunkan dengan ayat 1 – 5 Al-Alaq di Gua Hira itu.

Tetapi, Al-Qasimy menolak teori turun Al-Qur’an melalui Baytul ‘Izzah itu. “Li ‘adami tawaaturi khabarihi ‘ani ‘nabiyyi SAW”. (karena tanpa urut- urutan khabar yang berasal dari Nabi SAW).

Al-Qur’an turun pada saat (bertepatan) dengan pertempuran Badar, seperti disebut dalam Al- Qur’an surat Al- Anfal ayat 41 : yaumaltaqa ‘I-jam’aani (hari bertemunya dua pasukan). Kata ahli tafsir, pertempuran Badar seperti ayat 41 di atas, terjadi pada 17 Ramadan.
Kata Ustaz Abdurrahman, turunnya Al-Qur’an itu malam hari, bukan siang hari. Memang, surat Al-Qadar menyebut turun Al-Qur’an pada malam hari (tegas disebut layl = waktu malam), sedangkan bertemunya dua pasukan itu (Al-Anfal : 41), disebutkan pada waktu yaum (siang hari).

Apa pun, akan selalu menarik belajar ilmu tafsir Al-Qur’an, terutama pada bulan Ramadan ini. Perbedaan hasil ijtihad para ahli tafsir adalah lumrah. Perbedaan tafsirnya, dan tanpa perbedaan Al-Qur’an-nya itu sendiri. Tentu saja berbeda : Al-Qur’an dan tafsir Al-Qur’an

Pos terkait