Menteri Perindustrian, Saleh Husin mengakui produk tradisional Indonesia agar bisa memasuki kompetisi pasar internasional diakui tidak mudah. Namun, dia menegaskan, hal tersebut bukan berarti tak mungkin terjadi.
Dalam keterangan tertulis yang diterima. Saleh mengatakan dalam memasarkan produk tradisional, harus bisa belajar dari merk-merk global yang telah sukses dipasarkan. “Salah satu strategi pemasarannya ialah mengedepankan nilai atau value, jadi tidak sekadar material produk tersebut,” tulis Saleh.
Dia kemudian mencontohkan salah satu produk tradisional yang memiliki keunggulan itu yaitu produk tenun khas Lombok. Dari produk tersebut, nilai yang dapat diunggulkan yakni proses produksi menggunakan pewarna alami. Mereka menggunakan pewarna yang terbuat dari akar bakau, daun jati dan tanaman hutan.
Hal tersebut sesuai dengan trend peduli lingkungan yang menguat.
“Unsur eksklusivitas juga didapatkan. Apalagi, tenun ikat dan songket Lombok diproduksi minim sentuhan mesin. Artinya, ada unsur craftmanship,” kata Saleh menambahkan.
Keunggulan itu, Saleh melanjutkan, harus terus dipromosikan secara luas. Selain dengan mengikuti pameran di level nasional dan internasional, perajin dapat menggunakan laman atau situs untuk menjangkau dan berinteraksi langsung dengan peminat kain tenun Lombok di seluruh dunia.
Dia menjelaskan, berdasarkan keterangan salah satu pelaku tenun Sukarara, jumlah para penenun tenun ikat dan songket di Sukarara mencapai 2.516 orang.
sumber : viva.co.id