KORANBANTEN.com – Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk memperkuat sistem pelayanan kesehatan. Hal ini terkait dengan meningkatkan kasus stroke di wilayah Asia Tenggara dan beberapa negara Asia lain.
Peringatan dari WHO tersebut tentunya untuk mengatasi meningkatnya insiden stroke di kawasan Asia Tenggara dan Asia lain. Hal ini terutama berlaku pada negara-negara yang berpenghasilan rendah.
“Kita perlu menyebarkan kesadaran tentang pencegahan stroke, memahami gejala dan kapan harus mencari perawatan medis dan memiliki sistem kesehatan yang disiapkan untuk menyelamatkan nyawa serta mencegah cacat seumur hidup,” jelas Poonam Khetrapal, Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara, dalam penyataannya yang dikutip Zeenews, Minggu (30/10/2016).
Menurut WHO, di negara-negara berpenghasilan rendah, mayoritas negara-negara SAARC, dilaporkan terjadi 11 juta kasus stroke setiap tahun. Masalah kesehatan ini menyebabkan 4 juta kematian setiap tahunnya, dan sekira 30 persen di kawasan Asia Tenggara.
Lebih lanjut, WHO menyatakan, 70 persen dari pasien stroke yang sembuh, risiko menderita stroke lebih lanjut meningkat. Risiko sebagian besar berkaitan dengan gaya hidup tidak sehat.
Karena itu, WHO mendesak masyarakat, terutama di kawasan Asia Tenggara untuk berhenti merokok dan minum minuman alkohol. Negara-negara Asia Tenggara dan Asia lain yang diingatkan WHO ini Bhutan, Korea Utara, India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Langka, Thailand, dan Timor Leste. @DF