KORANBANTEN.COM-Yayasan Layanan Konsumen Indonesia (YLKI) mewaspadai lonjakan perjalanan yang dilakukan oleh masyarakat dapat menjadi cluster baru penyebaran Covid 19, perjalanan yang dilakukan warga yang sedang berlibur atau hanya sekedar jalan jalan.
Kekhawatiran tersebut seiring dengan adanya putusan Pemerintah, pada 28 Oktober sampai dengan 1 November 2020 yang menetapkan libur panjang.
Momen tersebut pula akan mendulang efek positif dari sisi perputaran arus ekonomi. Namun di sisi lain, momen Long week end juga merupakan momen yang beresilo tinggi, sebab berpotensi mendulang penularan Covid-19 yang lebih masif.
“Oleh karena itu, momen libur panjang harus diwaspadai oleh semua pihak, baik itu pemerintah pusat, pemda, pengelola wisata, pusat belanja, restoran, dan juga masyarakat,” kata Ketua Pengurus Harian Yayasan Layanan Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, Kamis (29/10) seperti yang dikutip patrolipost grup Siberindo
Intinya agar semua pihak konsisten dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, tanpa kompromi. Jangan pertaruhkan kesehatan dan keselamatan masyarakat, hanya karena gelembung ekonomi sesaat. Jika sampai lengah dengan protokol kesehatan, alih alih mendulang kue ekonomi, tetapi malah tekor/boncos yang didapat, karena akan mendulang penularan Covid-19 yang lebih masif.
Pemerintah dan aparat harus tegas menegur dan bahkan memberikan sanksi bagi pihak yang tidak patuh pada protokol kesehatan, terkhusus di pusat keramaian dan kerumunan.
Masyarakat juga jangan kendor dengan protokol kesehatannya. Apalagi saat perjalanan ke kampung halaman dan atau tempat wisata berpotensi menguras energi dan kemudian mereduksi imunitas. (Yud)