KORANBANTEN.COM – Memasuki era revolusi industri 4.0, profesi akuntan dinilai harus melek teknologi, terutama teknologi informasi. Demikian dikatakan Direktur PT. Jamkrida Banten, Ir. Ahmad Rohendi, M.Ak, saat menjadi pemateri pada Kuliah Pakar Program Studi (prodi) Akuntansi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) di Auditorium Gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Lantai 2 Untirta. Sabtu (01/12/2018).
“Era sekarang, disruptive technology hadir begitu cepat dan memberikan ancaman bagi industri-industri raksasa. Hal ini berarti bahwa meskipun ukuran perusahaan tidak begitu besar namun yang dibutuhkan adalah kelincahan perusahaan dan pemanfaatan teknologi informasi,” katanya.
Kondisi saat ini, Interaksi e-commers Indonesia sudah berada di posisi lima besar dunia. “Hal ini adalah salah satu prestasi bahwa ternyata Indonesia juga sudah berperan aktif dalam era Revolusi Industri 4.0,” tuturnya.
Ditambahkan Ahmad Rohendi, akuntasi akan banyak berbasis cloud, datanya sudah tersimpan dengan baik dengan size yang besar. “Akuntansi akan merasakan kekuatan dari penggunaan big data. Misalnya, pada android, ketika kita menginstal aplikasi, kita akan ditanya apakah kita bersedia untuk mengaktifkan lokasi. Bila kita klik ya, big data kita sudah mulai tersimpan,” jelasnya.
Menghadapi tantangan ini, lanjut Ahmad Rohendi, akuntan harus mampu menyediakan mobile application, karena pekerjaan akuntan sudah tidak lagi menggunakan cara-cara konvensional. “Akuntan harus direduksi untuk memahami teknologi,” ucapnya.
“Perubahan ini tidak bisa ditolak. Karena gara-gara teknologi, banyak hal yang terjadi dan bisa dengan mudah tersebar luas. Teknologi akan terus semakin canggih, kita harus siap untuk bisa mengikuti dan menggunakan teknologi dengan bijak,” imbuhnya. (Iman).