koranbanten.com – Pameran busana etnik dan kesenian Cilegon Ethnic Carnival (CEC) merupakan rangkaian upaya menggaet wisatawan lokal dan mancanegara supaya datang ke Banten. Parade kostum Nusantara ini bagian dari perayaan HUT Cilegon ke-18. Para peserta yang memakai kostum adat dari berbagai daerah di Nusantara itu berjalan menyusuri jalanan Kota Cilegon sejauh 1 kilometer, mulai dari kantor Wali Kota Cilegon dan berakhir di rumah dinas Wali Kota.
“Dengan adanya Cilegon Ethnic Carnival ini, masyarakat Cilegon bisa menerima semua keberagaman, tanpa meminggirkan peran-peran dari masyarakat lokal kita,” ungkap Iman Ariyadi Walikota Cilegon saat selesai acara CEC kepada koranbanten.com Sabtu (29/04).
Wali Kota Cilegon Tb Iman aryadi mengatakan, beberapa etnik, suku dan budaya menetap di Kota Cilegon membaur menjadi satu. Hal ini diharapkan kerukunan antar warga yang sudah terjalin bisa dijaga dengan baik.
“Usia Cilegon sudah 18 tahun, maka harus semakin mampu mengelola keanekaragaman budaya dalam rangka menyukseskan program-program pembangunan di Kota Cilegon,” kata Iman kepada koranbanten.com
Tidak hanya itu, untuk meningkatkan wisata di Cilegon, Pihaknya juga terus berupaya dengan membangun insfrastruktur antara lain, pembuatan alun-alun kota, serta jalan di lingkar utara dengan berbagai fasilitas yang ada. “Tetapi semua bukan peran pemerintah saja , peran swasta juga di butuhkan untuk mengembangkan pariwisata di Kota Baja ini,” pungkas Iman
Sementara itu, Hery Mardiana Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cilegon mengatakan kepada koranbanten.com, dengan adanya event tersebut, dapat menghadirkan turis baik itu lokal maupun mancanegara, sehingga pendapatan sektor wisata akan bertambah seperti pendapatan dari hotel dan restoran. Apalagi, banyak destinasi menarik di Kota Cilegon yang bagus untuk dikunjungi.
“Mudah-mudahan kedepannya lebih meriah, ramai dan maksimal. Apalagi di tahun depan sudah ada Alun-Alun Kota,” pungkasnya.
Event budaya tersebut diikuti oleh ratusan etnis dan paguyuban yang ada di Kota Cilegon seperti Paguyuban Tapanuli, Bali, Malang, Manado, Padang, Makasar, Dayakan, Sunda, Palembang, Papua, dan Tionghoa. Selain itu ditampilkan pula berbagai macam adat seperti Dayak Kalimantan, Papua, Apache, dan berbagai adat istiadat yang tersebar di Indonesia yang berkembang di Kota Cilegon tanpa menghilangkan budaya asli kota tersebut. (Dimas/Wisnu)