Bupati Lebak Absen

Dian Wahyudi
Anggota Komisi 4 Fraksi PKS DPRD Lebak

Beberapa waktu yang lalu, PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk, bersama Yayasan Relawan Kampung Indonesia, pimpinan Arif Kirdiat, mewujudkan impian warga Kampung Curug Bandung, Desa Sukamulya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, dengan membangun jembatan penghubung desa.

Bacaan Lainnya

Jembatan kayu gantung yang semula sudah tidak layak dan berbahaya, telah digantikan dengan jembatan gelagar besi. Kini warga sekitar Kampung Curug Bandung bisa tersenyum lega dan tidak merasa was-was saat menyeberang jembatan gantung.

Peresmian jembatan gantung gelagar besi ini dilakukan pada 10 Maret 2021 lalu. Dalam pembangunanya memakan waktu kurang lebih tiga bulan lamanya. Jembatan sepanjang 60 m x 1,6 m tersebut selama ini digunakan sebagai akses penghubung bagi warga sekitar. Chandra Asri menyadari betul pentingnya keberadaan jembatan gantung tersebut sebagai akses agar warga sekitar tidak terisolir.

Semula, jembatan di Kampung Curug Bandung ini berada dalam kondisi yang sangat tidak layak dan berbahaya bagi warga, terlebih setelah jembatan diterjang banjir di akhir tahun 2019 lalu. Diketahui, saat jembatan rusak, ketika ada warga yang sakit parah atau hendak bersalin, maka harus digotong dengan menggunakkan tandu, melalui jalan memutar yang dapat memakan waktu hingga dua jam.

Pihak Chandra Asri, berharap agar jembatan gantung yang terbangun dapat meningkatkan akses mobilitas masyarakat sekitar, baik dalam pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta sosial kemasyarakatan.

Menurut Ketua Yayasan Relawan Kampung, Arif Kirdiat jembatan gantung itu mengadopsi design baru dari Kementerian PUPR dengan tiang tunggal. Konsep baru ini diluncurkan dengan nama JUDESA (Jembatan untuk Desa). Metode ini sangat efektif digunakan karena kontur tanah di wilayah tersebut yang spesifik dan bergunung-gunung.

Peresmian jembatan gantung Curug Bandung dihadiri oleh Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lebak, H. Maman, yang mengapresiasi kepedulian perusahaan terhadap pembangunan di Kabupaten Lebak, meskipun operasional perusahaan berada di Kota Cilegon. Maman menyatakan, bahwa kondisi Kabupaten Lebak yang terdiri dari banyak sungai menjadikan keberadaan jembatan penghubung sebagai akses infrastruktur yang vital bagi masyarakat. Sehingga kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta juga diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kali lain, Kedutaan besar (Kedubes) Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah Salem Obeid Al Dhaheri beserta rombongan hadir langsung dalam acara peresmian Jembatan Gantung ‘Indiana Jones’ yang berlokasi di Kampung Cikiray, Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, pada Kamis (22/4/2021).

Jembatan ‘Indiana Jones’ merupakan jembatan gantung hasil pembangunan yang dilakukan kerjasama Organisasi Bulan Sabit Merah (BSM) Uni Emirat Arab dan Yayasan Relawan Kampung.

Dalam proses pembangunannya, Relawan Kampung bekerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang.

Jembatan itu selesai di bangun, setelah mengalami kerusakan akibat di hantam banjir Bandang pada awal tahun 2020 lalu.

Jembatan ini diketahui menjadi akses penting warga sekitar karena menghubungkan Kampung Cikiray, Kecamatan Rangkasbitung, dengan Kampung Ciwaru, Kecamatan Kalanganyar.

Pihak Kedubes berharap semoga Jembatan tersebut bisa membantu dari segi ekonomi, perdagangan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Serta berharap masyarakat dapat menjaga dan merawat jembatan tersebut sebagaimana mereka memelihara milik mereka sendiri.

Peresmian di hadiri Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lebak H. Maman mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para relawan yang telah berjibaku membangun jembatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar.

Untuk diketahui julukan jembatan Indiana Jones itu sendiri berasal dari sejarah jembatan itu yang dulunya sempat terputus. Karena jembatan itu menjadi akses satu satunya yang menghubungkan Kampung Cikiray, Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung, dengan Kampung Ciwaru, Kecamatan Kalanganyar, membuat para siswa-siswi sekitar pun terpaksa menyebrangi jembatan yang sudah terbalik itu.

Dalam dua kesempatan peresmian jembatan di atas. Keduanya hanya dihadiri oleh Kepala Dinas PUPR saja. Padahal esensinya Kepala Daerah memiliki peran strategis untuk hadir dalam acara tersebut, minimal diwakilkan oleh Wakil Bupati Lebak sebagai bentuk penghormatan, telah mendapatkan bantuan CSR atau Tanggungjawab sosial perusahaan dan Investasi pembangunan infrastruktur dari Uni Emirat. Sangat disayangkan Bupati Lebak Absen dalam hal ini.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti ab·sen /absén/ v tidak masuk (sekolah, kerja, dan sebagainya); tidak hadir.

Entahlah, apa sebab Bupati atau Wakil Bupati Lebak Absen dalam dua kesempatan tersebut. Jika menilik jarak mungkin masih rasional saat tidak hadir di peresmian pertama. Namun, alasan apa yang menyebabkan ketidak hadiran di peresmian kedua. Kabarnya keduanya sedang menerima pemeriksa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Serta kabarnya peresmian tetap dilaksanakan, karena setelah menunggu-nunggu jadwal dari Bupati, lama tidak ada jawaban, sementara jembatan sudah selesai dan dapat digunakan oleh masyarakat.

Berkebalikan disaat beliau sedang pencalonan Bupati/ Wakil Bupati Lebak periode kedua kalinya, atau masih baru, setelah pelantikan.

Sangat disiplin dan sangat semangat berkeliling menghadiri berbagai event. Kadang abring-abringan menggunakan mobil rakyat, ngantai panjang.

Dalam satu kesempatan, teu nginjeum mata, teu nginjeum ceuli batur (tidak meminjam mata dan telinga orang lain), saya pernah mengendarai kendaraan roda empat dengan kecepatan sedang, disekitaran jalan kampung Aweh Kecamatan Kalanganyar, maklum saja, sudah agak lama jalan tersebut telah banyak berlubang cukup besar disana sini, terutama ruas kiri ke arah Rangkasbitung. Ditambah saat hujan, mengakibatkan genangan air.

Tiba-tiba cukup banyak kendaraan roda empat beriringan dikawal mobil terdepan dengan raungan sirine patwal Satuan Pemkab berwarna hijau yang gagah, tampaknya baru, yang terus memepet dan meminta minggir. Saya yang memang sudah berada di kiri semakin terdorong ke pinggir, akhirnya menghentikan kendaraan, ditambah juga terdapat kubangan air.

Hanya bisa menunggu sekian waktu. Yang tadinya ingin agak cepat karena akan menjemput Ibu (alm) yang sudah selesai berobat di RS, jadi sedikit bersabar.

Dengan kecepatan cukup tinggi, beriringan, dijalan rusak berlubang, memakai ruas jalan yang kadang sampai ke ruas yang berlawanan. Entahlah

Entah mengejar jadwal apa, untuk urusan apa, sepenting apa, beriringan sehebat itu. Padahal sudah dekat saja ke Rangkasbitung.

Akhirnya hanya bisa tersenyum, mungkin Sopirnya kebelet.

Sekarang, entahlah harapan apa yang dapat dihimpun. Padahal momen tersebut merupakan sebuah kesempatan berharga, dan mungkin terselip berbagai investasi lain yang dapat diraih. Lapur…

Pos terkait