KORANBANTEN.COM – Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan momentum untuk
mempelajari karakter baginda nabi dan kita umat harus menjadi insan yang lebih berakhlak serta berbudi pekerti yang baik. Serta meneladani sikap Rasulullah dalam berbagai aspek, baik kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara.
Tak terkecuali Narapidana, mereka juga berhak menjadi insan yang lebih berakhlak. Untuk itu dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1442 H, Sabtu (31/10/2020) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Cilegon menggelar acara tausiyah bagi Warga Binaan Pemasyarakatan.
Bertempat di lapangan hijau Lapas Cilegon, ribuan warga binaan mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias.
Kegiatan tausiyah ini berbeda dari biasanya, untuk lebih memaknai dan menyentuh hati warga binaan, tausiyah kali ini dilakukan oleh 3 (tiga) orang ibu dari wargabinaan Lapas Cilegon yang diundang secara random yang notabennya bukan penceramah ataupun ustadzah, melainkan penasihat dunia akhirat yang mustahil berdusta dan tidak terukur keikhlasannya.
Menurut Kepala Lapas Cilegon, Masjuno bahwa tausiyah biasanya dilakukan oleh kyai ataupun ustad yang sudah berpengalaman. Akan tetapi kali ini Lapas Cilegon mengambil langkah “Out Of The Box”dengan menjadikan ibu-ibu dari warga binaan untuk memberikan pencerahan kepada seluruh warga binaan.
“Kami harap dengan seorang ibu yang berbicara, dapat langsung menyentuh hati seluruh warga binaan sehingga mereka (warga binaan) dapat mengubah diri dan tidak mengulangi kesalahannya lagi. Sesungguhnya doa seorang ibu adalah doa yang paling mujarab,” ungkap Juno sapaan akrab Kalapas nyentrik ini.
Sementara, Ibu Siti Khodizah (59 tahun) salah satu ibu yang diundang ke Lapas Cilegon merasakan haru yang luar biasa tak kuasa menahan air mata ketika Chornulius (anaknya) memeluknya.
“Semoga nasehat-nasehat yang bisa saya berikan kepada seluruh warga binaan, terkhusus anak saya, dapat mengetuk hati mereka untuk bertaubat dan kembali ke jalan Allah SWT,” pungkas siti.(Opik)
