Perlahan demi perlahan, Microsoft merampingkan divisi Nokia, bisnis ponsel yang dibeli pada tahun 2013 lalu. Dalam keputusan terbarunya, raksasa software tersebut memutuskan untuk menutup salah satu pabrik Nokia yang terletak di kota Salo, kota Salo sebenarnya memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi Nokia. Sebagaimana Nextren rangku dari Reuters, Selasa (25/8/2015), ia merupakan “rumah” dari salah satu pabrik pertama yang didirikan pada tahun 1970-an lalu.
Penutupan pabrik itu disinyalir bakal berdampak negatif bagi kota Salo. Pasalnya, tempat produksi ponsel bagi Nokia ini dianggap sebagai salah satu pendorong ekonomi tingkat kota.
Pabrik tersebut memiliki sekitar 1.100 tenaga kerja. Seluruh karyawan tersebut, tentunya, terancam untuk dirumahkan.
Ancaman pemecatan mengingkari janji yang pernah dilontarkan Microsoft. Pasalnya, pada 2014 lalu, perusahaan bikinan Bill Gates ini berjanji untuk merekrut karyawan tambahan, yang berarti ada warga sekitar Salo bisa mendapatkan pekerjaan.
Namun, bulan Juli lalu, Microsoft memang sudah mengumumkan akan melakukan restrukturisasi di beberapa bidang yang dinilai kurang menghasilkan, salah satunya bisnis smarpthone. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan memangkas karyawan, yang kebanyakan berasal dari divisi Nokia. Tujuan pemangkasan ini demi penghematan senilai 7,7 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 101 triliun terhadap aset yang berkait dengan akuisisi Microsoft terhadap unit bisnis perangkat dan layanan Nokia.
Dalam waktu singkat, kami akan bergerak lebih efektif serta memiliki portfolio ponsel yang lebih fokus. Kami pun akan mempertahankan kemampuan untuk mengembangkan inovasi dalam aspek mobilitas,” ujar CEO Microsoft Satya Nadella. @Ade Dadi Mufadi