Koranbanten.com – Dalam rangka melestarikan seni tari untuk pendidikan dasar, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Serang, yang digagas oleh Dosen Mata Kuliah Seni Tari dan Drama, Yulianti Fitriani, S.Pd, M.Sn, menggelar Workshop Tari Kreasi Pendidikan PENDASAUD 2018 di gedung Aula UPI Serang, Kota Serang, Provinsi Banten. Minggu (6/5/2018).
Meski sudah berlangsung setiap tahunnya, namun acara yang bertajuk “Tingkatkan Kreativitasmu Melalui Seni Tari Kreasi untuk Pendidikan yang Cemerlang” kali ini dikemas berbeda dan lebih meriah, berlangsung dari pagi hingga sore hari dengan menghadirkan pertunjukan seni tari kreasi yang unik dan dekat dengan gerakan-gerakan keseharian anak-anak yang ditampilkan oleh mahasiswa UPI Serang dari Jurusan Pendidikan Guru Sekolah dasar (PGSD) dan Pendidikan Guru PAUD (PGPAUD) yang tergabung dalam beberapa kelompok kecil.
Ketua Pelaksana kegiatan, Muhammad Fajriansyah menjelaskan, tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah selain sebagai syarat tempuh Ujian Tengah Semester (UTS), juga memberikan bekal dan pengalaman mahasiswa untuk masa depannya.
“Workshop ini diikuti kurang lebih 207 mahasiswa dan ada setiap tahun, tetapi kemasannya tergantung dosen pengampu. Dan kali ini lebih menekankan pada seni tari pendidikan dasar. Tujuannya agar mahasiswa bisa mengaplikasikan ilmu dan pengalamannya kelak ketika sudah menjadi guru di dunia pendidikan yang sesungguhnya,” jelas Fajriansyah.
Seniman Tari asal Banten yang juga selaku narasumber di workshop tersebut, Putri Wartawati memberikan apresiasinya dan mengaku bangga atas kreatifitas yang ditunjukan oleh mahasiswa. Ia menjelaskan, workshop ini membantu mahasiswa bagaimana menciptakan tari-tari kreasi yang bernuansa pendidikan untuk anak-anak Sekolah Dasar.
“Kegiatan ini baik karena secara tidak langsung kita bisa berbagi pengetahuan baru tentang bagaimana gerak tari itu. Gerakan tari tidak harus bentuknya indah dan cantik, tetapi bagaimana kita bisa mengekplorasi gerakan-gerakan dari yang paling sederhana dan dekat dengan kegiatan sehari-hari. Tidak harus gerakan yang njlimet. Jadi ada metode penciptaan tari yang lebih simpel dan mudah dikuasai,” paparnya.
Dara alumnus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini menambahkan, mahasiswa sebagai generasi muda, harus bisa lebih percaya diri untuk tampil di muka publik.
“Janganlah takut dengan tubuhnya sendiri. Ketakutan ini sebenarnya tercipta dari rasa tidak percaya diri. Seni itu adalah bagaimana cara kita untuk mengekpresikan keindahan imajinasi. Jadi harus berani, harus percaya diri, jangan takut salah. Karena setiap orang punya perspektif yang berbeda. Saya yakin, kegiatan ini akan memberikan pengalaman keberanian yang bagus kepada mahasiswa ke depannya,” pungkas Putri.
Sementara itu, salah satu peserta workshop dari Jurusan PGSD, Aldi Pradika menilai, kegiatan ini sangat penting dan positif untuk pembelajaran mahasiswa.
“Sangat baik selain untuk evaluasi perkuliahan, ini juga sebagai bentuk modal dan latihan untuk bisa membagikan pengalaman kepada anak-anak tentang berbagai macam gerakan tarian yang benar dan sesuai dengan usianya,” ungkap Aldi.(Iman)