Dian Wahyudi
Ketua Generasi Muda (GEMA) Keadilan Lebak
Sejak tiga hari ini suhu politik jagat Kabupaten Lebak semakin meningkat, terutama untuk Desa yang sedang menghadapi perhelatan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). Setidaknya 265 Desa dari 340 Desa yang ada di Lebak, Ahad, 24 Oktober 2021 ini, akan melangsungkan Pilkades.
Saat saya sedikit berkeliling ke beberapa Desa yang akan melaksanakan Pilkades, Alhamdulillah terpantau kondusif. Semoga dari mulai pencoblosan sampai perhitungan hasil suara, yang tahun 2021 ini diselenggarakan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di masing-masing tempat yang telah disediakan panitia Pilkades berjalan lancar.
Dalam perjalanannya, selama yang saya ikuti, Pilkades memiliki karakter ataupun tipikal yang khas dalam konteks politik lokal.
Kubu-kubuan alias pro kepada jagoan Kepala Desa (Kades) yang mana, sangat terasa, bahkan kadang sedikit bentrok antar pendukung masih terasa. Untungnya hanya sekedar konflik argumentasi atau intimidasi ringan tidak sampai kepada bentrok secara fisik.
Para calon ataupun tim disaat sosialisasi kebanyakan mengemas dengan acara-acara yang lebih edukatif seperti sosialisasi visi dan misi calon secara terbatas ataupun mengambil kegiatan yang mengarah kepada aktivitas menyenangkan seperti Ngabedolkeun Balong (menguras kolam ikan), Mancing Ikan, ngopi ataupun aktivitas Ngaliwet dan lain-lain dibandingkan konvoi kendaraan yang biasanya dulu sering dilakukan, saat ini dihindari, ditambah karena masih dalam suasana pandemi Covid-19 peserta sosialisasi juga cukup dibatasi. Semoga terus kondusif sampai selesai tahapan Pilkades berakhir.
Disaat keliling, di salahsatu desa, saya bertemu dengan Ibu Darnah, beliau warga kampung Pasir Ranji, Desa Margamulya kecamatan Cileles. Darnah merupakan pengrajin pembuat Samak Pandan (Tikar dari Daun Pandan berduri). Bersama sekitar 10 orang lainnya, yang semuanya perempuan, menggeluti kerajinan Samak Pandan ini. Sekitar 10 orang, ada pula pengrajin lain, di kampung Cisape, masih di desa yang sama, kesemuanya juga perempuan.
Saya sedikit berbincang dengan Darnah, terkait proses pembuatan Samak Pandan ini. Menurutnya prosesnya lumayan lama, untuk nganyamnya saja bisa sekitar dua hari. Sedangkan jika proses dari awal bisa lebih lama lagi, dari mulai mencari bahan pohon atau daun pandan, kemudian melalui serangkaian proses panjang yang disebutkan oleh Bu Darnah dengan istilah dicucukan, disuwakan (disobek), dipaud, dikulub (direbus), direndem, dipoe (dijemur), dipaud, diparenco (dirakit), baru kemudian dianyam. Proses yang tentunya saat mendengarnya saja membuat kita sedikit pucat, karena rangkaian proses yang lumayan rumit dan memerlukan waktu yang lama.
Setelah selesai sebuah Samak Pandan dari Cileles ini dihargai 50 ribu rupiah untuk ukuran kecil dan 100 ribu rupiah untuk ukuran lebih lebar, untuk selapis Samak Pandan. Saya membeli beberapa lembar Samak Pandan untuk saya pakai. Berbeda dengan Samak (Tikar) atau alas lantai yang lebih modern, Samak Pandan akan terasa hangat jika dipakai alas, unik dan tentunya kita lebih menghargai hasil kreasi warga urang Lebak.
Samak Pandan biasanya akan diambil oleh pengepul untuk kemudian di pasarkan ke beberapa daerah, di pasar Rangkasbitung, ke Serang ataupun kota lain.
Pilkades ataupun membuat Samak Pandan tentunya memiliki tahapan yang berbeda. Namun secara proses, kita memastikan bahkan tidak ada hal instan dalam hidup, perlu perjuangan dan perlakukan baik atas apa yang kita usahakan. Apalagi untuk hal besar, dalam konteks saat ini yaitu memilih seorang pemimpin di tingkat Desa.
Ibarat membuat Samak Pandan, pilihlah pemimpin yang original, yang telah melalui berbagai proses, dipilih dari bahan terbaik, melalui tahapan dan tempaan keadaan, yang diusahakan tidak ada cacat dalam prosesnya, karena akan mengurangi keindahan hasil.
Bukan anologi yang pas benar, antara proses pemilihan calon Kades dengan proses membuat Samak Pandan. Namun bukan hal yang mustahil, Kades terbaik yang akan dipilih merupakan ‘mutiara’ yang akan tampak ‘bersinar’ karena tempaan kehidupan, yang menyenangkan orang lain, mampu menggerakkan dan memberdayakan orang lain sesuai kapasitasnya.
SOMEAH, kata yang sepertinya layak dihadirkan hari-hari ini. Benar apa yang disabdakan Rosul, Orang hebat adalah orang yang dapat menyejukan orang lain dengan lisan maupun perbuatannya.