Ubah Penyajian Mi Instan Agar Lebih Sehat

KORANBANTEN.COM – Mi instan menjadi salah satu makanan favorit bagi banyak orang, apalagi di Indonesia, yang bisa kita lihat banner iklannya di mana-mana. Sayangnya, mi instan termasuk ke dalam golongan makanan yang kurang sehat. Nutrisi yang terkandung di dalam mi instan rendah. Ia juga tinggi akan lemak, kalori, dan sodium, serta memiliki pewarna buatan, pengawet, zat aditif, dan perasa. Dr. Sunil Sharma, dokter umum dan kepala unit gawat darurat Rumah Sakit Madan Mohan Malviya, New Delhi, India mengatakan banyak pengawet dan zat aditif seperti monosodium glutamate (MSG) dan tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ) yang terkandung dalam mi instan, menyebabkan konsumsi rutin mi instan berpotensi membahayakan kesehatan. “Makan mi instan diperbolehkan, tapi harus dibatasi. Konsumsi secara terus menerus bisa menyebabkan masalah kesehatan serius,” ujar Dr. Sunil seperti dilansir NDTV.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Korea Selatan yang dipublikasikan The Washington Post pada tahun 2014 lalu, ada beberapa efek mi instan pada tubuh. Meskipun mi instan merupakan makanan yang enak dan mudah dimasak, ada risiko untuk terkena gangguan metabolisme karena sodium yang tinggi, lemak jenuh yang tidak sehat, dan indeks glikemiknya yang juga tinggi. Hyu Shin, kandidat doktor di Harvard School of Public Health mengatakan bahwa berdasarkan studi yang ia lakukan, “Wanita yang memakan mi instan dua kali seminggu atau lebih, memiliki risiko terjangkit gangguan metabolisme dibandingkan yang makan lebih sedikit atau tidak sama sekali, terlepas dari apapun pola makan mereka baik tradisional ataupun fast-food.” Studi tersebut menyimpulkan bahwa konsumi mi instan berlebihan tidak hanya bisa memicu obesitas, tapi juga penyakit metabolisme seperti diabetes, tekanan darah tinggi, hipertensi, dan masalah jantung.

Bacaan Lainnya

Makan mi instan boleh-boleh saja, tetapi… Meski termasuk makanan tidak sehat, bukan berarti mi instan harus dihindari sama sekali. Kalau mau makan mi instan, silakan makan saja, asal tetap dalam batasan konsumsi. Menurut Guru Besar Bidang Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Endang L. Achmadi, selain dengan cara tidak dikonsumsi secara berlebihan, mi instan bisa jadi makanan yang sehat jika ditambah bahan-bahan pangan lain di dalam masakan yang melengkapi kekurangan gizi di dalam mi instan. Endang mengatakan bahwa karbohidrat yang tinggi dalam mi tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi lain dalam tubuh.

Agar kandungan gizi dan nutrisinya sehat, mi instan perlu dilengkapi bahan pangan lain, misalnya protein yang berasal dari daging ayam, sapi, atau ikan, serta tempe atau tahu. Mi instan juga perlu dimasak dengan sayur untuk menambah tingkat vitamin dan mineral. Meskipun dengan cara ini mi instan jadi lebih sehat, Endang tetap menekankan agar kita tidak memakan mi instan terlalu sering. Tetap harus dibatasi. “Kalau terus menerus jadi tidak sehat. Bahan pengawet dan garam pada mi instan kan banyak, sehingga lebih baik pilih yang alami,” sarannya. (Tinik)

 

Sumber: Kompas.com

Pos terkait