“Ketika saya melihat ketertarikan dan semangat para peserta workshop, saya optimis bahwa siswa-siswi kelas multimedia di SMK Bismillah ini, adalah siswa yang mampu menciptakan karya visual yang kreatif,” kata Alvi Ruzabadi kepada Banten Raya, Kemarin.
Di tempat yang sama, guru pembimbing kelas film dan fotografi SMK Bismillah Padarincang, Yayan Herdian mengatakan, workshop ini menjadi langkah awal yang baik bagi siswa SMK Bismillah, khususnya kelas multimedia mengembangkan kreativitas peserta didik.
“Saya pun merasa bahagia pada kesempatan ini, teman-teman yang tergabung di tim Rolling Action turut membantu dan memberikan bimbingan dan memotivasi siswa. Setidaknya bisa menularkan ilmu yang kelak menjadi hobi yang menyenangkan,” ujar Yayan.
Ia menambahkan, workshop tersebut digelar sebagai upaya memberikan motivasi kepada siswa untuk berkarya dan memproduksi film. “Ke depan setelah pelatihan ini, para siswa akan kita coba membuat satu karya film documenter, tentang sekolah atau film fiksi sesuai kreativitas masing-masing siswa,” paparnya.
Pemateri workshop film, RG Kedung Kaban berbagi semangat dalam membuat film, dan sekaligus praktik singkat membuat film dokumenter maupun fiksi. Menurutnya, membuat film bukan sekadar membutuhkan alat teknologi yang canggih saja.
“Tapi juga harus memiliki konsep yang baik, seperti ide ceritanya baik dan bagus. Di dalam tim harus ada orang yang memang mahir menulis. Sehingga pesan yang ingin disampaikan dalam film tergambar dengan baik dan jelas,” kata RG.
Selain itu, masih dikatakan RG, naturalisasi akting pemain harus baik. Untuk itu semuanya harus berlatih. Dalam satu tim harus ada yang mengerti soal ilmu seni peran. “Dan siapapun yang suka dunia film, saran saya mereka harus dekat dengan sastra. Artinya harus membaca sastra jika kelak ingin membuat film jenis fiksi misalnya,” papar RG yang juga menjadi koordinator Komunitas Cinta Film Inonesia (KCFI) zona Banten ini. @DF